PAN Sebut Kebijakan Tapera Berpotensi Timbulkan Ketidakadilan

Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay
Sumber :
  • DPR RI

Jakarta – Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay menyebut bahwa aturan terkait Tapera yang tertuang dalam PP Nomor 21 tahun 2024, belum disosialisasikan secara baik. Salah satu isi aturan itu mewajibkan iuran 3 persen yang bersumber dari gaji pekerja 2,5 persen dan dari perusahaan 0,5 persen setiap bulannya. 

Yandri Minta Legislator PAN Kolaborasi dengan Kades: Bantu Sukseskan Swasembada Pangan

Menurut Saleh, masih banyak masyarakat yang belum paham dan mendapatkan informasi yang kurang akurat. 

“Karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa seluruh segmen masyarakat memahami Tapera ini dengan baik,” kata Saleh kepada awak media, Rabu, 29 Mei 2024.

Zulhas Ingatkan 9 Kader PAN di Kabinet Prabowo Fokus Wujudkan Swasembada Pangan

Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay di ILC

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Lebih jauh, Saleh juga memberikan beberapa catatan yang perlu diperhatikan mengenai kebijakan Tapera tersebut. Pertama, peserta Tapera adalah mereka yang berpenghasilan sama dengan atau lebih besar dari upah minimum. Menurutnya, ini berpotensi menimbulkan ketidakadilan. Pasalnya, banyak juga anggota masyarakat yang gajinya jauh dari upah minimum. Sementara, mereka juga adalah rakyat yang membutuhkan perumahan.

Zulhas Umumkan 3 Menteri Prabowo Gabung PAN: Menteri KKP Waketum, Mendag-Menhub Ketua DPP

"F-PAN mendesak pemerintah untuk mencari solusi terkait masalah ini. Kebijakan apa pun yang ditetapkan pemerintah, sudah semestinya adil dan bermanfaat bagi semua,” kata Saleh. 

Kedua, lanjut mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu, ada waktu paling lama 7 tahun untuk mendaftar jadi peserta terhitung sejak aturannya ditetapkan. 

Selama masa itu, pemerintah didesak untuk melakukan kajian komprehensif agar kegiatan ini tidak menimbulkan gejolak sosial.

"Dari pengamatan saya, sejauh ini masih banyak hiruk pikuk dan kebisingan terkait program ini. Meskipun presiden mengatakan bahwa ini sangat baik untuk jangka panjang, namun saat ini masih saja ada kicauan yang bernada negatif. Terutama di media-media sosial,” kata Saleh. 

Ketiga, kata Saleh, para pekerja banyak yang mungkin menolak program Tapera ini. Karena itu, Fraksi PAN mendesak pemerintah untuk melakukan dialog dengan mereka. Jika mereka tetap menolak, pemerintah diminta untuk tidak memaksakan. Saleh menegaskan, harus dicari solusi terbaik.

"Niatnya kan untuk kebaikan para pekerja dan masyarakat kelas bawah. Karena itu, mereka harus didengar. Kalau ada yang perlu ditampung, pemerintah harus berlapang dada untuk mempertimbangkannya,” kata Saleh. 

Ramai Gaji Seluruh Pekerja Dipotong 3 Persen untuk Tapera, Apa Manfaatnya

Photo :

Keempat, Tapera dianggap menambah beban tambahan bagi para pekerja. Pasalnya, para pekerja sendiri sudah banyak kewajiban lain yang harus dipenuhi, termasuk kewajiban untuk menjadi peserta jaminan sosial berupa BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Pembayaran kedua jaminan sosial ini pun tetap diambil dari gaji pekerja.

"Artinya, gaji yang sudah sedikit, akan bertambah sedikit lagi karena dipotong 2,5 persen. Belum lagi, beban 0,5 persen yang menjadi kewajiban pengusaha akan berdampak pada penurunan insentif-insentif yang akan diterima para pekerja,” imbuhnya.

Wakapolres Metro Tangerang Kota, AKBP Yolanda di Tangerang

Polres Tangerang Minta Masyarakat Lapor Bila ingin Gelar Pesta Kembang Api Tahun Baru 2025

Polres Metro Tangerang Kota, meminta kepada masyarakat untuk melakukan proses perizinan, dalam merayakan malam tahun baru atau natal dengan pesta kembang api. Namun, hing

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024