Demokrat Tutup Pintu Usung Anies dan Buka Peluang untuk Sudirman Said dalam Pilkada Jakarta

Anies Baswedan dan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY di kantor DPP Demokrat.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Partai Demokrat menutup pintu untuk mengusung Anies Bawedan dan membuka peluang mencalonkan mantan menteri energi sumber daya mineral Sudirman Said dalam Pilkada Jakarta 2024.

KPU: Idealnya Kepala Daerah Dilantik Setelah 13 Maret 2025

"Ada Pak Sudirman Said. Beliau ini sangat kompeten. Leadership, manajerial, kompetensi teknisnya. Anies? Tidak, tidak masuk radar kami" kata Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, dalam keterangan tertulis, Jumat, 24 Mei 2024.

Herzaky tidak merinci alasan partainya menutup pintu untuk Anies Baswedan, yang sudah menyatakan serius ingin maju di Pilkada Jakarta. Namun, Partai Demokrat belum lama ini memang punya pengalaman tidak mengenakkan saat bekerja sama dengan Anies Baswedan.

Pilpres 2024 Dinilai Mulai Geser Demokrasi RI Jadi Otokrasi Elektoral yang Mengkhawatirkan

Co-captain Timnas Amin Sudirman Said

Photo :
  • VIVA.co.id/Zendy Pradana

Menjelang Pemilu Presiden 2024, Anies batal menggandeng Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres. Pilihan Anies justru jatuh pada Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Sibuk Politik, 2024 Jadi Tahun yang Penuh Guncangan bagi Krisdayanti

Hal itu membuat Demokrat marah dan keluar dari koalisi, kemudian mendukung pasangan Prabowo-Gibran. 

Herzaky melanjutkan, tokoh lain di luar partai Demokrat yang berpeluang diusung yakni Budi Djiwandono dari Gerindra yang juga anggota DPR RI dari Kaltim. Budi dipandang sukses memimpin Tim Bravo TKN saat Pilpres 2024 lalu. 

“Kami juga mencermati Ridwan Kamil, Golkar. Kuat ini Jakarta kalau beliau mau maju di sini," kata Herzaky.

Ilustrasi persiapan logistik untuk pilkada.

Photo :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

Sedangkan dari internal Demokrat, ada beberapa nama seperti Mantan Bupati Lebak Iti Jayabaya, Mantan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana. Namun hingga saat ini, ditekankannya, Demokrat belum memutuskan dan masih mempertimbangkan nama-nama di atas.

“Jadi, dalam mengambil setiap kebijakan, selalu berpikir, apakah ini yang terbaik untuk warga Jakarta, bukan apakah ini bakal menaikkan popularitas ataupun mendapatkan sentimen positif dari publik. Kita butuh pemimpin yang benar-benar bisa memberikan manfaat untuk rakyat," imbuhnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya