Loyalis Jokowi Respons Elite PDIP soal Abuse Of Power: Berlebihan
- Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta - Omongan Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat soal indikasi Presiden Jokowi menyalahgunakan kekuasaan atau abuse of power untuk kepentingan menantunya di Pilkada 2024 jadi perhatian. Loyalis pendukung Jokowi pun beri respons.
Koordinator Tim 8 Relawan Jokowi Bergerak Bersama Prabowo, Wignyo Prasetyo menilai pernyataan Djarot itu terlalu prematur.
"Menurut hemat kami terlalu prematur kalau politisi PDI Perjuangan menilai presiden dalam kunjungan kerjanya dikatakan abuse of power. Ya, prematur sekali," kata Wignyo, Jumat, 10 Mei 2024.
Menurut dia, sebagai individu, Jokowi berhak ke manapun termasuk Sumatera Utara dan tak perlu dikaitkan dengan kepentingan menantunya di Pilkada 2024. Sebab, status Jokowi merupakan kepala negara.
"Jadi, saya kira berlebihan kalau ada yang mengatakan presiden menyalahgunakan kekuasaannya demi kepentingan menantunya Boby Nasution," jelas Wignyo.
Pun, dia menyindir pihak yang melempar persepsi Jokowi abuse of power adalah pihak yang tak siap bertarung secara fair dalam Pilgub Sumut 2024. "Jadi, rasa takut kalah mereka lebih besar ketimbang rasa optimisnya," ujar eks aktivis yang jadi pendukung Jokowi sejak 2012.
Sementara, Ketua Umum Kornas Jokowi Milenial, Akhrom Saleh menyinggung pernyataan elite PDIP dikaitkan dengan Pilpres 2024. Menurut dia, elite PDIP itu khawatir akibat kekalahan di pilpres, belum lama ini.
"Akibat trauma kalah telak dalam pilpres beberapa bulan yang lalu," tutur Akhrom.
Sebelumnya, Djarot dalam wawancara dengan salah satu televisi nasional menyampaikan indikasi potensi abuse of power di Pilkada 2024. Dia mengatakan seperti itu karena melihat dari kunjungan Jokowi ke beberapa wilayah termasuk Sumut.
Djarot menyoroti isu menantu Jokowi, Bobby Nasution akan akan maju di Pilgub Sumut 2024. Ia mengimbau jika Bobby maju maka mesti bersaing dengan jujur dan adil.