Pernyataan Oposisi Ganjar Bisa Jadi Sikap Politik PDIP, Menurut Pakar BRIN
- ANTARA/Narda Margaretha Sinambela
Jakarta - Peneliti senior politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Siti Zuhro menilai bahwa pernyataan calon presiden Ganjar Pranowo yang memilih untuk menjadi oposisi dengan berada di luar pemerintahan, berpotensi juga menjadi arah PDIP ke depannya.
Walaupun hal itu diutarakan Ganjar sebagai pribadi, menurutnya, Ganjar adalah sosok yang tidak bisa dipisahkan dengan PDIP. Bahkan Ganjar dipercaya untuk menjadi calon presiden.
"Tentu itu sudah ditakar-takar, dipertimbangkan sedemikian rupa, dikonsultasikan, tidak sendiri gitu," kata Siti Zuhro saat dihubungi dari Jakarta, Rabu, 8 Mei 2024.
Dia menilai arah PDIP secara organisasi akan diputuskan secara resmi pada saat rapat kerja nasional (rakernas) partai tersebut. Namun deklarasi Ganjar itu pun bisa jadi merupakan penegasan arah politik partai.
Sejauh ini dia menilai bahwa PDIP sebenarnya tidak mengenal istilah oposisi, melainkan memiliki istilah kerja sama dengan berada di luar pemerintahan.
"Jadi kerja sama istilahnya, bukan koalisi. Jadi, ya, sudah di luar pemerintahan, yang kita baca ini ke depannya arah PDIP, ke sana arahnya," kata dia.
Di samping itu, menurutnya, tiga kandidat yang mengikuti Pilpres 2024 itu memiliki visi dan misi yang berbeda. Sehingga seharusnya pihak yang tidak memenangi Pilpres 2024 itu perlu untuk mengimbangi pemerintahan sebagai pengawas.
Ganjar Pranowo mendeklarasikan diri sebagai oposisi di Kabinet Prabowo-Gibran guna menegakkan mekanisme pemeriksaan dan keseimbangan terhadap kebijakan pemerintah.
"Saya deklarasi, pertama, saya tidak akan bergabung di pemerintahan ini," ujar Ganjar dalam acara Halalbihalal TPN Ganjar-Mahfud di Rumah Pemenangan, Jalan Teuku Umar Nomor 9, Jakarta, Senin (6/5).
Meski begitu, dia tetap menghormati pemerintahan yang baru. Ganjar pun menegaskan dirinya tak akan pernah berhenti untuk mencintai bangsa ini. (ant)