Golkar Harus Cari Habibie Baru bila Ingin Menang Absolut pada Pemilu 2029, Menurut Pengamat
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Jakarta - Kepala Divisi Politik dari Political Strategy Group (PSG) Arief Budiman menilai Pilkada Serentak 2024 dapat menjadi salah satu alat penyaringan sosok kharismatik berkaliber nasional bagi Partai Golkar untuk meraih kemenangan pada Pilpres 2029.
"Mengingat tren kepemimpinan nasional sedang mengarah kepada sosok yang memiliki rekam jejak politik sebagai kepala daerah. Setidaknya dalam tiga pemilu terakhir yang mayoritas kandidat adalah mantan kepala daerah," kata Arief dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, 7 Mei 2024.
Sebab, kata dia, kesuksesan Partai Golkar pada Pileg 2024 akan dapat membawa peluang kemenangan pula pada Pilpres 2029, apabila partai berlambang pohon beringin itu mampu menghadirkan sosok kharismatik berkaliber nasional.
"Oleh karena itu, penting bagi Golkar segera menemukan sosok kharismatik yang dipersiapkan secara khusus menyongsong Pilpres 2029," ujarnya.
Dia juga menilai Partai Golkar perlu kembali menjaring sosok dari kalangan teknokrat, sebab kebijakan ekonomi Indonesia mulai kembali mengarah ke pembangunan fisik dan industri, tak seperti awal era reformasi yang cenderung ke arah pembangunan politik.
"Tantangan tersebut bisa jadi sangat berat bagi Golkar. Setidaknya bila melihat sosok politikus kaliber nasional mereka yang bercokol hari ini mayoritas adalah dari kalangan aktivis, bila tidak terkait trah dinasti," ujarnya.
Meski demikian, dia menilai faksi-faksi yang ada di tubuh Partai Golkar saat ini kemungkinan akan memberikan resistensi terhadap masuknya sosok baru untuk didorong ke arah kepemimpinan nasional.
"Resistensi terhadap sosok BJ Habibie di masa lalu, barangkali tepat sebagai contoh nyata akan kemungkinan tersebut. Namun sekali lagi, Golkar memang mau tak mau harus mencari Habibie baru walau harus sampai ke dasar tumpukan jerami bila ingin menang absolut di pemilu mendatang," ujarnya.
Mengenai kesuksesan Partai Golkar pada Pileg 2024, dia menilai, hal itu tidak terlepas dari strategi politik kredit-debit yang dimainkan, yaknni mereka tak ragu mengambil risiko atau ongkos politik selama dalam perhitungannya akan mendatangkan keuntungan lebih besar.
"Mengingat, bagaimanapun sebagian besar dari kunci sukses politik adalah tentang kecermatan membaca momentum. Dan, hasil Golkar di Pemilu 2024 membuktikan strategi mereka diterapkan dalam momentum yang tepat," kata Arief. (ant)