Belum Mampu Atasi Banjir dan Macet di DKI, SPJ beri Rapor Merah Kinerja Heru Budi

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono
Sumber :
  • ANTARA/Andi Firdaus

Jakarta – Sudah genap 1 tahun 6 bulan Heru Budi Hartono menjadi Pj Gubernur Jakarta pasca-dilantik 17 Oktober 2022 oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian. Meski demikian, kinerja Heru selama menjabat Pj Gubernur Jakarta dipandang jauh dari maksimal.

Banjir Besar Terjadi di Filipina Utara, Ribuan Rumah Terendam

"Saya memberi rapor merah untuk kinerja Pak Heru selama menjabat Pj Gubernur DKI Jakarta. Banyak permasalahan di DKI Jakarta yang tidak bisa Pak Heru selesaikan bahkan banyak kebijakan Pak Heru yang menurut saya tidak tepat sasaran,” kata Ketua Solidaritas Pemuda Jakarta, Choirul Umam dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 30 April 2024. 

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Photo :
  • VIVA/Riyan Rizki Roshali.
Olahraga Lari saat Polusi Udara Buruk Bukan Ide Bagus, Begini Bahayanya bagi Kesehatan

Umam menyoroti, di antaranya masalah banjir, kemacetan, hingga ruang bagi pejalur sepeda dan pedestarian yang menurutnya, Heru Budi gagal dalam menyelesaikannya dan layak di beri rapor merah. 

"Saya beri tahu beberapa kegagalan Pak Heru selama menjabat sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta. Pertama, Pak Heru bukannya menambah jalur pesepeda dan ruang bagi pedestarian tapi malah mengurangi atau menghilangkannya. Hak pengguna sepeda dan pedestarian tidak diperhatikan oleh Pak Heru,” kata Umam. 

Ancaman Water Hammer Hantui Para Pemotor yang Suka Terobos Banjir

Kedua, masalah banjir. Dikatakannya, penanganan banjir di Jakarta sejak dipimpin oleh Heru, sangat kurang memuaskan. “Program normalisasi dan restorasi sungai di Jakarta era Pak Heru hanya sekedar dongeng pengantar tidur. Indah didengar tapi tidak sesuai fakta dan kenyataan yang ada. Banyak wilayah di Jakarta yang terkena banjir jika Jakarta diguyur hujan ringan ataupun deras,” kata dia.

Ketiga, lanjut Umam soal kemacetan, polusi udara, dan sampah. Padahal, lanjut Umam, Heru Budi pernah menyatakan siap menyelesaikan masalah kemacetan, polusi udara dan sampah di Jakarta saat mendapatkan SK perpanjangan jabatan sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta dari Mendagri. 

“Tapi mana hasilnya? Nol besar. Macet makin parah, polusi udara makin tinggi, apalagi soal sampah, tidak ada langkah efektif untuk bisa menyelesaikan itu semua,” ujarnya. 

Keempat soal fasilitas kesehatan. Saat ini ada kurang lebih 15 kelurahan di Jakarta yang tidak punya fasilitas puskesmas. Pun, kata Umam, Heru Budi pernah menjanjikan secepatnya membangun puskesmas. “Lagi-lagi cuma sekedar omon-omon belaka,” tegasnya. 

Kelima, sambung Umam, mengenai pembangunan fasilitas olahraga seperti GOR yang banyak mangkrak. Padahal sudah dianggarkan Rp 524 Miliar untuk bangun GOR di 14 titik di Jakarta tapi lagi-lagi tidak terlaksana dengan baik. 

“Dan, masih banyak lagi rapor merah kinerja Pak Heru selama menjadi Pj Gubernur,” kata Umam.

Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono melayat ke rumah almarhum Gembong Warsono.

Photo :
  • Humas Pemprov DKI Jakarta

Kini, tersisa kurang lebih 6 bulan lagi masa jabatan Pj Gubernur hingga nanti Gubernur baru Jakata terpilih. Namun Umam mengaku pesimis, Heru bisa melakukan banyak hal untuk setidaknya sedikit menyelesaikan masalah di Jakarta yang belum terselesaikan.

"Apa lagi yang mau diharapkan? Bahkan Pak Heru kunker ke luar negeri apa manfaatnya bagi rakyat Jakarta? Hanya menghabiskan uang rakyat saja. Tapi masalah Jakarta tak ada yang bisa diselesaikan oleh Pak Heru. Padahal sudah dapat gaji, tunjangan, dan fasilitas yang sangat memadai sebagai Pj Gubernur tapi kinerjanya jauh dari harapan warga Jakarta. Mungkin nilai yang pantas itu 3 atau 4 dari 10 atas kinerja Pak Heru selama menjabat sebagai Pj Gubernur,” imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya