Prabowo Suarakan Solidaritas untuk Palestina, Soroti Standar Ganda Negara Barat
- Istimewa
Jakarta - Presiden RI terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto kembali menyoroti aksi kekejian Israel terhadap rakyat Palestina. Suara kritis Prabowo itu diutarakan melalui via tulisan kolom media asal Inggris, The Economist, yang dimuat pada Jumat, 26 April 2024.
Prabowo menyampaikan justifikasi terhadap dukungan untuk melangsungkan serangan frontal ke Gaza karena alasan Hamas yang menyerang lebih dulu pada 7 Oktober 2023 sebagai hal mengerikan. Dia menyinggung serangan Israel itu hingga saat ini sudah menewaskan puluhan ribu warga sipil tak bersalah hingga menimbulkan bencana kelaparan.
"Bagaimana seseorang bisa benarkan tingkat kehancuran, kelaparan, dan kekurangan yang menimpa masyarakat tak berdosa di Gaza, dalam sebuah kampanye yang diyakini oleh miliaran orang di seluruh dunia telah melanggar hukum dan konvensi internasional yang melindungi warga sipil di masa konflik?" demikian tulis Prabowo dikutip pada Minggu, 28 April 2024.
Dia menuturkan, tak mesti jadi seorang Muslim untuk mengecam tragedi di Gaza, Palestina yang mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Namun, Ketua Umum Partai Gerindra itu heran karena dunia internasional khususnya negara Barat nyatanya tak menaruh perhatian yang cukup terhadap kondisi di Gaza. Dia bilang standar ganda ini nampak terlihat jelas jika membandingkannya saat Rusia invasi Ukraina.
"Mengapa pembunuhan terhadap warga sipil Palestina kurang layak untuk dikecam dibandingkan dengan pembunuhan terhadap warga sipil Ukraina?" jelas Menteri Pertahanan RI tersebut.
Menurut dia, semakin banyak orang di Indonesia dan seluruh dunia, di wilayah selatan serta Barat, merasa kegagalan pemerintah Barat menekan Israel untuk mengakhiri perang menunjukkan adanya krisis moral yang serius.
"Bagaimana lagi standar ganda itu dapat dijelaskan, ketika kita diminta untuk menetapkan satu set prinsip untuk Ukraina dan satu lagi untuk Palestina?" ujarnya.
Lebih lanjut, dia menyerukan kembali gencatan senjata sebagai awal menuju perdamaian jangka panjang. Sebab, meski Indonesia dan banyak negara lain sudah berikan bantuan, itu belum cukup untuk mengatasi penderitaan yang dialami rakyat Gaza.
"Kita harus bersatu untuk segera mengakhiri perang ini. Tapi kita tidak boleh berhenti di situ," katanya.
Dia menuturkan jika tak ingin siklus kekerasan dan penderitaan di Palestina terulang kembali secara dramatis selama delapan dekade terakhir, dunia internasional harus bekerja sama untuk menyelesaikan konflik tersebut.
"Dengan mendirikan negara Palestina merdeka berdampingan dengan negara Israel yang sudah ada," tuturnya.
Dalam tulisan itu, Prabowo menyinggung bantuan untuk rakyat Palestina dari pemerintah RI menjelang hari raya Idul Fitri melalui TNI AU. Dia menuturkan bantuan kemanusiaan itu hanyalah setetes air dari lautan kengerian dan kekurangan yang dialami Gaza.
Namun, bagi dia, tindakan bantuan kemanusiaan itu bawa nilai simbolis yang besar bagi rakyat Indonesia.
"Dan bagi saya sebagai presiden terpilih: ini adalah pesan kesedihan dan penderitaan bersama, solidaritas dan dukungan, kepada saudara-saudari kita di Gaza," jelas Prabowo dalam tulisan awalnya.
Pun, dia menyoroti selama enam bulan terakhir, dunia menyaksikan Gaza dan rakyatnya jadi sasaran hukuman kolektif yang kejam dengan melanggar hukum dan norma internasional. "Kami berharap dan berdoa setidaknya selama bulan suci Ramadhan penderitaan Gaza bisa berhenti, namun ternyata tidak," sebut Prabowo.