PDIP Tak Mau Pusing Mikirin Jokowi dan Gibran yang 'Bakar' Rumahnya Sendiri

Presiden Jokowi dan Megawati Sukarnoputri saat di acara HUT PDIP ke-50.
Sumber :
  • YouTube PDIP

Jakarta – PDI Perjuangan tidak mau ambil pusing soal pernyataan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka sudah menjadi bagian dari keluarga besar partai berlambang pohon beringin.

Pernyataan Lengkap Hasto Kristiyanto Usai Dijadikan Tersangka KPK

Politikus PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira menegaskan partainya sudah tidak memikirkan Jokowi dan Gibran. Seharusnya, kata Andreas, dua orang itu yang memikirkan nasibnya masing-masing pasca Pilpres 2024. 

“Biarin saja. Di PDI Perjuangan juga enggak dipikirin lagi orang-orang ini,” kata Andreas kepada wartawan Jumat, 26 April 2024.

PDIP Siapkan Strategi Hukum Bela Hasto yang Jadi Tersangka di KPK, Gugat Praperadilan?

Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira.

Photo :
  • VIVA.co.id/Edwin Firdaus

Andreas menuturkan, Jokowi dan Gibran adalah politisi yang tidak berpartai sebagaimana politisi lainnya. Sebab, keduanya telah membakar rumah yang bernama PDI Perjuangan dan terkatung-katung tanpa partai politik. 

Sebagai Murid Bung Karno, Hasto PDIP Siap Masuk Penjara Karena Bagian dari Pengorbanan

“Sekarang mereka berdua yang sedang cari rumah. Politisi pada punya rumah, ini orang dua pergi dari rumahnya sambil ‘bakar’ rumahnya, untung saja rumahnya kokoh tegak,” kata Andreas.

Setelah pesta politik siklus lima tahunan berakhir, lanjut Andreas, semua politisi kembali ke partainya masing-masing. Namun, Jokowi dan Gibran justru tengah sibuk mencari partai sebagai tempat bertumpu. 

“Orang pada pulang ke rumah masing-masing. Mereka (Jokowi dan Gibran) cari-cari tumpangan, maksa-maksa masuk rumah yang sudah berpenghuni. Sudah ada pemiliknya,” ujarnya.

Menurut Andreas, Jokowi kini tidak lagi memiliki partai politik untuk tempat berlindung di tengah dinamika politik. Sebab, kepentingan Jokowi dan Golkar saat ini tidak lagi sama seperti pada masa pilpres.

“Sebelum pemilu kemarin, memang Golkar butuh Jokowi, berlindung pada Jokowi. Tetapi, apakah sekarang masih juga tingkat kepentingannya sama?,” imbuhnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya