Terima Menlu China di Istana, Jokowi Bahas IKN hingga Kereta Cepat Sambung Surabaya
- YouTube/sekretariat presidenan
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18 April 2024.
Dalam pertemuan keduanya, Presiden Jokowi yang didampingi Menlu RI, Retno Marsudi, menyampaikan kepada Wang Yi pentingnya kedua negara meningkatkan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.
"Bapak Presiden menyoroti di bidang perdagangan, misalnya, volume atau nilai terus meningkat dan kita melihat terus lebih seimbang. Jadi sudah sangat lebih seimbang dilihat dari perdagangan bilateral dua negara. Bapak Presiden juga mengharapkan terus dilakukannya pembukaan akses pasar produk Indonesia ke RRT termasuk penyelesaian protokol untuk impor produk pertanian dan perikanan Indonesia," kata Menlu Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Presiden Jokowi, kata Retno, juga mendorong kerja sama pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN) termasuk untuk moda transportasi.
"Selain itu Bapak Presiden bicara mengenai masalah kereta cepat Jakarta-Bandung dan mendorong adanya alih teknologi, serta perlu percepatan penyelesaian studi kelayakan untuk perpanjangan trase ke Surabaya," kata Retno.
Presiden Jokowi, menurutnya, juga mendorong implementasi proyek strategis di kawasan industri Kaltara khususnya untuk investasi di bidang petrokimia.
Dalam pertemuan tersebut, terang Retno, Presiden juga menyinggung masalah ketahanan pangan. Menurut Presiden pentingnya meningkatkan kerjasama pertanian dua negara. Dalam hal ini padi, holtikultura dan juga durian.
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan kepada Wang Yi terkait dengan situasi di Timur Tengah. Presiden menekankan tidak ada pihak yang ingin melihat adanya eskalasi.Â
Presiden Jokowi, kata Retno, juga menyampaikan bahwa Indonesia terus melakukan komunikasi diplomatik dengan berbagai pihak termasuk Iran dan Amerika Serikat.
"Di dalam komunikasi tersebut Indonesia menekankan tiga hal. Yang pertama pentingnya menahan diri. Yang kedua, pentingnya terjadi de-eskalasi. Dan yang ketiga, meminta negara-negara untuk menggunakan pengaruhnya untuk menghindari terjadinya eskalasi," ujarnya.