Gerindra Tak Masalah PDIP Gabung Usung Khofifah di Pilgub Jatim, Ada Tapinya
- VIVA/Nur Faishal
Surabaya – Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad menyambut baik rencana PDIP yang akan bergabung untuk mengusung Khofifah Indar Parawansa di Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2024. Namun, sebelum maju dalam barisan yang sama, Sadad berharap ada komunikasi politik terlebih dahulu, baik antarpartai pendukung maupun dengan Khofifah.
Sementara ini, ada empat partai yang sudah menyerahkan rekomendasi kepada Khofifah untuk maju sebagai calon gubernur di Pilgub Jatim 2024. Keempat partai itu ialah Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Golkar, dan Demokrat. Keempat partai tersebut tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), koalisi pengusung Prabowo Subianto-Ginbran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Sadad mengungkapkan, rekomendasi diserahkan keempat partai tersebut kepada Khofifah sebelum pelaksanaan pilpres. Setelah itu, semua bersama-sama berpeluh keringat memperjuangan duet Prabowo-Gibran hingga kini memenangkan kontestasi pilpres. Namun demikian, antara pilpres dengan Pilgub Jatim ada irisan politik.
Sementara, setelah pilpres, partai-partai pendukung Khofifah belum sekali pun bertemu kembali membicarakan soal Pilgub Jatim 2024. “Sampai detik ini belum ada pertemuan secara khusus dari partai-partai Koalisi untuk membicarakan startegi ke depan,” kata Gus Sadad, sapaan akrab Anwar Sadad, Sabtu, 6 April 2024.
Karena itu, Sadad tak mau mengomentari lebih jauh wacana PDIP yang akan bergabung untuk mengusung di Pilgub Jatim 2024. Apalagi, Pemilu belum sepenuhnya selesai karena proses sengketa pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK) belum diputus. Kata dia, partai-partai baru akan serius berpikir tentang pilkada setelah di MK selesai.
Kendati begitu, Doktor Ilmu Politik Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya itu menyambut baik keinginan PDIP untuk bergabung dengan koalisi pengusung Khofifah, kendati Partai Banteng bukan bagian dari KIM di pilpres.
Sebab, menurut Sadad, semakin banyak partai yang mendukung Ketua Umum PP Muslimat NU itu, maka semakin lempang jalan mengantarkan Khofifah ke kursi Jatim 1. “Politik itu cari kawan, bukan cari lawan. Sebanyak mungkin. Kalau perlu, jangan hanya PDI Perjuangan saja namun juga partai lain seperti PPP dan PKB,” tandasnya.
Namun demikian, Sadad mengingatkan agar Khofifah sebaiknya menjalin komunikasi terlebih dahulu dengan masing-masing partai yang sudah menyerahkan rekomendasi, sebelum menerima pinangan partai di luar koalisi. Itu penting agar bangunan komunikasi politik setelah Pilgub Jatim berjalan nanti tercipta dengan akrab dan hangat. “Sehingga memotivasi partai di luar koalisi untuk bergabung dalam koalisi ini,” ujarnya.
Sadad meyakini, Khofifa memiliki formula yang jitu soal itu. Ia pasti menjalin komunikasi yang apik dengan partai-partai yang mengusung dirinya maju di Pilgub Jatim. Khofifah juga sudah pasti menyiapkan tawaran strategis terkait calon wakil gubernur yang akan mendampinginya nanti, termasuk soal partai baru yang akan mendukung dirinya.
Sebelumnya, Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah tengah melakukan penjajakan untuk mengusung Khofifah di Pilgub Jatim 2024. Ia juga mengklaim sudah menjalin komunikasi dengan Khofifah, Gerindra, dan PAN soal rencana itu. Namun, keputusan soal itu baru akan dikeluarkan setelah sengketa pemilu di MK selesai.
“Jujur saja, kami menaruh respek betul kepada Mbakyu Khofifah dan bagaimana Mbakyu Khofifah memandang kami,” kata Said di kantor PDIP Jatim di Surabaya, Minggu, 31 Maret 2024.
Sekretaris Jendeal PDIP Hasto Kristiyanto menguatkan pernyataan Said tersebut. Hasto mengatakan bahwa partainya membuka komunikasi dengan Khofifah soal itu. “Komunikasi-komunikasi politik memang dilakukan untuk menghasilkan calon-calon pemimpin yang terbaik, termasuk di Jawa Timur berkomunikasi dengan Mbak Khofifah,” katanya di Jakarta Pusat, Senin, 1 April 2024.