Cak Imin Sebut Posisi PKB saat Ini Sangat Strategis: Kekuatan Politik yang Dahsyat
- VIVA.co.id/Zendy Pradana
Jakarta – Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengaku masih sangat bersyukur karena partainya sampai dengan saat ini masih diberikan kelancaraan dalam berjuang di dunia politik. Hal tersebut pun menjadi sebuah modal yang akan terus dijalankan kedepannya.
Hal tersebut dikatakan Cak Imin ketika dirinya melakukan penutupan dalam penutupan kajian kitab At-Tibyan yang digelar pada Kamis 4 April 2024 malam di DPP PKB, Jakarta Pusat. Acara tersebut dilakukan lantaran seluruh kader PKB sudah menjalani pengajian kitab-kitab Karya Hadratuss syekh KH. Hasyim Asy'ari selama satu bulan penuh.
Cak Imin mengingatkan kepada seluruh kadernya agar tetap bisa mensyukuri kesempatan saat ini. Sebab, hal itu demi PKB bisa terus berjuang melestarikan Islam ahlussunah waljamaah.
"Hari ini kita di posisi yang amat sangat strategis di mana kita mewarisi bukan hanya modal ajaran tapi kekuatan politik yang sungguh dahsyat," ujar Cak Imin kepada wartawan, dikutip Jumat 5 April 2024.
Dalam acara tersebut, Cak Imin mengatakan bahwa kitab karya Mbah KH. Hasyim Asy'ari tetap relevan dengan situasi dan kondisi saat ini. Cak Imin pun bertekad PKB akan terus melanjutkan tradisi mengkaji kitab-kitab karya Mbah Hasyim.
Lebih lanjut, Cak Imin pun menjelaskan bahwa berkah dari kajian kitab At-Tibyan ini, yakni menjaga persatuan. Dalam rangka menguatkan ukhuwah persatuan.
"Berkah yang bisa kita dapatkan adalah persatuan. Persatuan ukhuwah islamiyyah yang tidak bisa dipungkiri adanya," ucap dia.
Maka itu, cawapres nomor urut satu itu meminta kepada PKB untuk terus istikamah mengawal dan melanjutkan kajian kitab dari Mbah Hasyim. "Saya matur nuwun sangat semoga tetap terus istikamah melanjutkan kajian kitab Mbah Hasyim," pungkasnya.
Turut hadir sebagai narasumber Gus Kautsar, Gus Ahmad Kafabihi, Gus Hayid, Gus Hasyim Anta Maulana (Aan), Gus Fahim, Gus Yusuf, dan Gus Makki, serta sejumlah pengurus DPP PKB.
PKB juga melakukan pengkajian terhadap kita at-Tibyan fi An-Nahyi 'an Muqatha'ati Al-Arham wa Al-Aqarib wa al-Ikhwan bersama sejumlah Nyai dan Kiai, antara lain Nyai Hindun Annisa, KH. Yusuf Chudlory, Nyai Badriyah Fayumi, Gus Salam Shohib, Gus Ahmad Kafabihi, dan Gus Hayid.