Airlangga Hartarto Dinilai Cocok Pimpin Koalisi Besar, Ini Alasannya
- istimewa
Jakarta - Wacana Koalisi Besar untuk mengawal pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terus mencuat belakangan. Omongan Sekretaris Jenderal DPP Gerindra Ahmad Muzani sempat mengungkap soal keberadaan koalisi besar.
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menganalisa wacana koalisi besar itu akan punya kelebihan jika benar terealisasi.
"Kelebihan yang dimaksud yakni stabilitas dan efektifitas putusan politik. Sehingga pemerintah dimudahkan dalam menjalankan pekerjaan pembangunan," kata Dedi, Jumat, 22 Maret 2024.
Dedi menilai sangat mungkin peluang koalisi besar itu terwujud. Namun, menurut dia, wacana itu disertai dengan catatan secara proporsional.
Dia bilang partai pengusung Prabowo-Gibran mesti dapat porsi sesuai dengan kinerja politiknya terutama kontribusi pemenangan.
Dedi menyebut Golkar sebagai partai dengan suara terbesar jika wacana koalisi besar itu terealisasi.
"Secara khusus Golkar (mesti mendapat porsi lebih), mengingat Golkar adalah partai terbesar sekaligus representasi Gibran," jelas Dedi.
Maka itu, menurutnya, cukup rasional jika Golkar dilibatkan dalam putusan penting koalisi besar. Kata dia, Golkar berpeluang sebagai pemimpin koalisi besar lantaran jumlah kursi partai berlambang beringin itu di parlemen lima tahun ke depan adalah yang terbesar dalam koalisi.
"Di luar itu, partai penantang di pilpres utamanya PKB dan Nasdem sejauh ini tak miliki persoalan. Dan, pertentangan dengan kelompok Prabowo-Gibran, untuk itu wacana koalisi besar cukup mudah dijalankan," tutur Dedi.
Lantas, terkait kans Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto menjadi ketua koalisi besar, Dedi menyebut ada peluangnya. Bagi dia, figur Airlangga yang juga menjabat Menko Perekonomian itu bukan hanya memimpin partai pendukung Prabowo-Gibran dengan jumlah kursi terbesar.
Namun, menurut dia, sosok Airlangga juga dapat kepercayaan tinggi dari Presiden Jokowi.Ā Hal itu karena kinerjanya yang cukup baik sebagai menko dalam menjaga sektor perekonomian dalam negeri.
"Jadi, peluangnya cukup besar memimpin koalisi besar. Ini menandai jika Jokowi akan ada di pihak Golkar, termasuk soal penyusunan kabinet," tutur Dedi.
Ā