Hasto Klaim Beberapa Caleg PDIP Dijegal, di antaranya Ribka Tjiptaning

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Jakarta - Sejumlah calon anggota badan legislatif (caleg) PDI Perjuangan (PDIP) mengalami kehilangan suara dalam kontestasi Pemilu Legislatif 2024, di antaranya, yakni Ribka Tjiptaning, calon petahana DPR RI dari Dapil Jawa Barat  lV. 

Pramono Anung Cerita Gus Dur-Megawati Aslinya Tak Akur, Rujuk Gara-gara Nasi Goreng

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, sejumlah caleg PDIP itu selama ini dikenal kritis. Namun, partainya tidak akan tinggal diam dan akan membela caleg yang kehilangan suara tersebut. PDIP akan membuktikannya lewat gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK). 

“Secara empiris memang itu betul, tapi harus dibuktikan, dan kami akan berjuang untuk membela kader-kader kami yang selama ini kritis di dalam menjalankan tugas demokrasinya, termasuk Ibu Endah, Ketua DPC PDI Perjuangan di Gunung Kidul," ujar Hasto di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, dikutip pada Jumat, 22 Maret 2024.

Haris Rusly Moti: PPN 12 Persen Produk PDIP Sebagai Ruling Party

Proses Pemungutan suara pemilu 2024. (foto ilustrasi)

Photo :
  • VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)

Hasto menegaskan bahwa salah satu bukti empiris adanya operasi politik menjegal caleg PDIP tidak hanya dialami Ribka Tjiptaning tetapi juga Ketua DPC PDIP di Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Endah Subekti Kuntariningsih.

Saldi Isra dan Arief Hidayat Dilaporkan ke MKMK atas Dugaan Pelanggaran Etik

“Saat pemilu 2019 dia (Endah) suara terbanyak, tiba-tiba ada operasi yang dilakukan secara sistematik hanya karena keberanian dia di dalam menentang upaya menurunkan bendera-bendera PDI Perjuangan ketika Presiden Jokowi datang ke Gunung Kidul," kata Hasto. 

“Ada upaya-upaya operasi-operasi politik untuk menyingkirkan kader-kader PDI Perjuangan yang kritis,” katanya.

Hasto mengingatkan, jika DPR RI hanya diisi oleh legislator yang tunduk pada kekuasaan maka hal itu akan membahayakan keberlangsungan demokrasi di Indonesia.

Pemilu/Ilustrasi

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

“Ketika nantinya DPR hanya diisi oleh mereka-mereka yang sekedar tunduk pada kekuatan intimidasi yang nantinya bisa bergeser semakin represif, yaitu bahaya bagi demokrasi kita,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya