Respons Politisi Golkar soal Gibran Disebut Potensial Jadi Ketum
- Istimewa/Ryan Rizki
Jakarta – Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 Dave Akbarshah Fikarno Laksono merespon pernyataan Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari yang menyebut nama Gibran Rakabuming Raka sebagai calon potensial ketua umum Partai Golkar periode 2025-2030.
Dave Laksono tidak persoalkan pendapat Qodari soal Gibran di bursa calon ketum Golkar, hanya saja menurutnya sejauh ini belum ada pembahasan mengenai musyawarah nasional (Munas) Partai Golkar, apalagi hingga pembahasan terkait nama-nama calon ketua umum Golkar.
“Belum ada Munas tuh. Perasaan ini tidak ada pembahasan apapun yang mengarah ke Munas,” kata Dave Laksono kepada wartawan Sabtu, 16 Maret 2024.
Dave Laksono yang juga Ketua DPP Partai Golkar itu mengatakan, persoalan pembahasan siapa saja calon ketua umum Golkar baiknya dibahas sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, yakni pada Desember akhir tahun 2024.
Menurutnya, saat ini Partai Golkar sendiri masih fokus pada hasil pemilu dan pelantikan presiden dan wakil presiden hingga pilkada serentak 2024.
“Sesuai jadwal, Munas akan diselenggarakan pada Desember ini, setelah selesai jadwal pelantikan presiden, kabinet dan pilkada,” jelas Dave.
Sebelumnya, Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan partainya sangat terbuka untuk menerima siapapun termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai kader partai.
Menurutnya, Golkar adalah partai politik (parpol) terbuka bagi siapapun. Bahkan partai berlambang pohon beringin ini memang memiliki program baru dalam merekrut kader partai.
"Kita punya program panca sukses, salah satunya adalah sukses inovasi kaderisasi dan keanggotaan. Kebetulan saya yang bertanggung jawab, jadi kita membuat data base dengan aplikasi yang ada pada data kita untuk merekrut kader-kader baru siapapun boleh masuk, entah dia pemulung, entah pengusaha bisa masuk sangat senang kita," ujar Lodewijk di Nusa Dua, Bali Jum'at, 15 Maret 2024
Dia mengatakan, bergabungnya tokoh-tokoh penting seperti Jokowi dan Gibran sangatlah menguntungkan bagi Partai Golkar. Hal ini dinilai akan sangat membantu program-program inovasi Golkar.
"Bayangkan, kalau ada presiden mau masuk atau calon presiden mau masuk tentunya akan sangat membantu Partai Golkar. Kalau kita bicara ada tambahan minimal catatan di situ, satu kader baru Partai Golkar karena programnya inovasi kaderisasi keanggotaan siapapun kita, sebagai partai terbuka bisa masuk," katanya.
Namun Lodewijk belum bisa memastikan apakah nantinya Jokowi dan Gibran akan langsung mendapatkan posisi penting jika bergabung dengan Golkar. Pasalnya Golkar memiliki aturan baku bagi setiap kader untuk menduduki posisi-posisi tertentu di kepengurusan partai.
"Belum ada pembicaraan ke sana. Kita bicara rekrutmen anggota baru itu, siapa saja kita bisa rekrut. Jadi tidak hanya presiden terus wakil presiden terpilih tetapi siapapun bisa," ujarnya.
Lodewijk juga tidak mempersoalkan pihak yang melempar isu Jokowi maupun Gibran dalam kandidasi calon ketua umum Partai Golkar.
"Siapa yang melemparkan isu itu Pak Jokowi mau masuk Golkar kita juga belum tahu, Pak Gibran masuk Golkar kita juga tidak tahu. Sekali lagi saya katakan siapapun dia warga negara Indonesia itu punya hak untuk direkrut menjadi kader Partai Golkar," ujarnya.
Diketahui, nama Gibran Rakabuming Raka hadir di bursa calon Ketum Partai Golkar mencuat dari pernyataan Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari. Menurutnya, terdapat dua alasan putera sulung Presiden Jokowi itu layak menahkodai Partai Golkar.
Pertama, Gibran tidak lama lagi menduduki jabatan posisi strategis sebagai orang nomor dua di Indonesia pada saat dilantik menjadi wakil presiden secara resmi pada Oktober 2024.
Alasan kedua, kata Qodari, Partai Golkar ke depan harus berorientasi terhadap anak muda karena pemilih terbanyak berasal dari kalangan muda. Oleh sebab itu, tantangannya partai Golkar juga harus diisi oleh banyak anak-anak muda.