AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

Penyortiran dan Pelipatan Surat Suara Pilpres 2024. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Tahapan pemungutan suara atau pencoblosan Pileg dan Pilpres 2024 sudah digelar pada 14 Februari 2024. Untuk Pilpres berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count menempatkan pasangan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming sebagai pemenang.

DPR Akan Kaji Usulan Pemilu Nasional dan Lokal tapi Tidak Sekarang

Pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju itu dapat ucapan selamat dari 17 pemimpin negara sebagai pemenang pilpres. Meskipun hasil resmi Pilpres 2024 belum diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Terkait itu, Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI), asosiasi tertua yang membawahi para pollster di Indonesia telah melakukan survei lapangan. Ketua Umum AROPI, Sunarto Ciptoharjono mengatakan pihaknya yang pernah di era kepemimpinan Denny JA pernah membatalkan pelarangan publikasi quick count di hari pencoblosan melalui judicial review pada 2009.

LPI Survei 10 Menteri Kabinet Prabowo dengan Kinerja Terbaik: Nomor 1 dan 4 Mengejutkan

Sunarto jelaskan dari hasil survei tersebut terungkap 75,4% responden sangat percaya/cukup percaya terhadap lembaga survei. Ia menuturkan, sebanyak 22,5% menyatakan kurang percaya/tidak percaya sama sekali terhadap lembaga survei. "Sebanyak 2,1% menjawab tidak tahu atau tidak menjawab," kata Sunarto, dalam keterangannya, dikutip pada Jumat, 8 Maret 2024.

Dia menyebut ada kenaikan tingkat kepercayaan terhadap survei dibanding musim Pemilu 2019. "Apabila dibandingkan dengan survei yang sama yang dilakukan pada musim Pemilu tahun 2019, tingkat kepercayaan terhadap lembaga survei naik sebesar 7,6%," ujarnya.

Pilpres 2024 Dinilai Mulai Geser Demokrasi RI Jadi Otokrasi Elektoral yang Mengkhawatirkan

Ia melanjutkan pada Maret 2019, AROPI melakukan penelitian lapangan dengan pertanyaan yang kurang lebih sama. Hasilnya responden sangat percaya/cukup percaya terhadap Lembaga survei sebesar 67,8%.

"Sedangkan yang menyatakan kurang percaya/tidak percaya sama sekali sebesar 29,0%. Selebihnya tidak tahu atau tidak menjawab," jelas Sunarto.

Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI).

Photo :
  • istimewa

Pun, dia mengungkapkan dalam survei terbaru dari hasil analisis breakdown ke aneka segmen diperoleh hasil yang menarik. Pemilih pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming adalah pemilih yang lebih percaya terhadap lembaga survei sebesar 87%.

Kemudian, disusul pemilih Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebesar 69,3%. Lalu, pemilih Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 59%.

Ia mengatakan bila dilihat dari segmen pemilih partai, mayoritas pemilih percaya terhadap lembaga survei. Kata dia, tingkat kepercayaan tertinggi diperoleh dari pemilih Partai Demokrat sebesar 92,9%. "Disusul pemilih Partai Gerindra sebesar 90,2%, pemilih PKB sebesar 78,9% dan pemilih PAN sebesar 77,8%," ujar Sunarto.

Selanjutnya, dia menuturkan dari segmen tingkat pendapatan diperoleh fakta yang menarik yakni untuk tingkat pendapatan di bawah 2 juta/bulan sangat percaya/cukup percaya terhadap lembaga survei sebesar 80,7%.

Ia bilang justru untuk tingkat pendapatan 4 juta/bulan ke atas, tingkat kepercayaannya sebesar 74,4%. Sementara, pendapatan menengah sebesar 2-4 juta perbulan, tingkat kepercayaannya sebesar 71,6%.

Menurut dia, dari segmen usia, pada tingkatan umur di bawah 30 tahun menunjukkan tingkat kepercayaan yang paling tinggi terhadap Lembaga survei yakni sebesar 81,5%.

"Disusul rentang umur di atas 50 tahun sebesar 75,2%. Sedangkan untuk umur 30-39 tahun tingkat kepercayaannya 73,8%. Sedangkat untuk usia 40-49 tahun tingkat kepercayaannya sebesar 72,9%," tuturnya.

Lalu, ia menyampaikan bila dilihat dari kepemilikan akun sosial media, didapatkan fakta pemegang akun Instagram adalah responden yang paling percaya terhadap Lembaga survei sebesar 76,5%. Kemudian, disusul pemilik akun TikTok dengan tingkat kepercayaan 75,2% dan pemilik akun Facebook dengan tingkat kepercayaan 74,5%.

"Survei ini juga menanyakan Lembaga survei mana yang paling banyak dikenal. Dari pertanyaan itu terungkap bahwa LSI Denny JA paling dikenal dengan 52,4%, disusul Indikator Politik sebesar 11,5%, Indobarometer 7,6%, Polltracking 6,1% dan SMRC sebesar 4%," ujarnya.

Survei itu dilakukan dalam kurun waktu pada 26 Januari-6 Februari 2024. Metode yang digunakan dalam survei adalah multistage random sampling dengan jumlah responden 1.200 orang. Sementara, margin of error ini menanyakan secara khusus tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga survei.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya