Soal Lonjakan Suara PSI, PPP Akan Bongkar di Hak Angket

Politikus PPP Romahurmuziy mengunggah perolehan suara PSI meroket
Sumber :
  • IG @romahurmuziy

Jakarta – Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Baswalu) untuk memberi atensi dan tindak lanjut atas kenaikan suara Partai Solidaritas Indonesia.

KPU: Idealnya Kepala Daerah Dilantik Setelah 13 Maret 2025

Jika tidak, maka DPP PPP akan mendesak hal tersebut sebagai bagian yang termasuk dibongkar di hak angket pada pekan ini.

Pengumuman itu disampaikan oleh Hal Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy.

Duit KPU Langkat Rp150 Juta untuk Pilkada Dirampok, Polda Sumut Ringkus 2 Pelaku

Menurut Romahurmuziy atau yang akrab disapa Romy, pola kenaikan suara PSI dinilai tidak wajar dan tidak masuk akal.

Beberapa lembaga survei, lanjut Romy, juga menilai bahwa kenaikan suara PSI tidak wajar. Berdasarkan perhitungan, ada beberapa tempat pemungutan suara (TPS), di mana suara PSI mencapai 50 persen.  

Disebut Salah Satu Calon Ketua Umum PPP, Begini Reaksi Gus Ipul

“Kalau ini tidak dikoreksi, DPP PPP akan meminta hal ini (sebagai) bagian yang termasuk dibongkar seterang-terangnya di hak angket pekan ini! Saya mohon atensi @kpu_ri dan @bawasluri secara terbuka dan tindak lanjutnya secara cepat dan seksama!," tulis Romahurmuziy dalam akun Instagramnya @romahurmuziy, pada Minggu, 3 Maret 2024.

Sebagai informasi, PSI yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, mendapat 3 persen atau 2.291.882 suara saat pengumpulan data 540.231 TPS dari total 823.236 TPS (65,62 persen). Pada saat bersamaan, suara PPP meraup 3.037.760 atau 3,97 persen

"Kenaikan itu dinilai tidak wajar, karena PSI memperoleh 19.000 suara dari 110 TPS dalam waktu dua jam, berarti rata-rata 173 suara per TPS,” menurut Romy.

Ketua Umum PPP, Romahurmuziy atau Rommy, di kantor KPK, Jakarta.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Edwin Firdaus

Mantan Ketua Umum PPP ini menegaskan bahwa jumlah suara per TPS hanya 300 suara, dan partisipasi pemilih rata-rata 75 persen. Adapun, suara sah setiap TPS hanya 225 suara. Artinya, PSI menang 77 persen di 110 TPS. 

Hal tersebut, menurut Romy tidak masuk akal. Dia pun meminta KPU dan Bawaslu tidak menutup mata atas penyimpangan itu.

“Mohon atensi KPU dan Bawaslu, operasi apa ini? Meminjam Bahasa Pak Jusuf Kalla, apakah ini operasi 'sayang anak' lagi?," tulisnya.

Sementara Pendiri Lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani mengatakan bahwa tidak hanya PSI dan Partai Gelora yang mengalami peningkatan suara. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga mengalami hal yang sama.

Kenaikan suara PSI yang oleh sebagian politikus dianggap sebagai tidak masuk akal, menurut Saiful, kemungkinan karena data yang masuk lewat Sirekap belum proporsional.

“Kalau sudah proporsional akan kembali normal kalau tidak ada intervensi,” ujarnya pada Sabtu, 2 Maret 2024.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya