AHY Ungkap Obrolan SBY-Prabowo di Pacitan dan Cikeas
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap pertemuan antara presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebanyak dua kali, yakni di Cikeas dan Pacitan.
“Saya tidak mendengar langsung, karena saya tidak di pertemuan itu. Tapi yang saya dengar dari Pak SBY adalah pertemuan dua tokoh, tentu membicarakan hal-hal yang mendasar untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” kata AHY di Kompleks Istana Kepresidenan pada Senin, 26 Februari 2024.
Pertama diawali situasi pasca-pemilu, kata dia, tentunya sama-sama ingin menjaga terjadi rekonsiliasi bangsa, masyarakat juga tidak berlarut larut, setelah saatnya nanti KPU mengumumkan hasilnya secara resmi berharap semua menerima hasil itu.
“Tentu tidak mudah bagi yang belum menang, atau belum berhasil, ini berlaku untuk Pilpres maupun Pileg. Sejatinya demokrasi itu adalah menghadirkan kompromi, kita juga sejak awal menyatakan siap menang, siap kalah. Inilah pembuktiannya. Di sinilah kedewasaan bangsa kita dalam berdemokrasi, dalam berpolitik. Mudah-mudahan semoga bisa terjadi,” ujarnya.
Selanjutnya, AHY mengungkap SBY dan Prabowo tentunya membicarakan bagaimana outlook ekonomi Indonesia hari ini dan ke depan yang dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Menurut dia, perlu diketahui berbagai capaian Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang harus dijaga dan dipertahankan itu juga menjadi prioritas. Tetapi, kata dia, juga ada hal-hal baru terobosan lain yang perlu dari sekarang diakomodasi.
“Termasuk dalam rancangan APBN 2025 mendatang. Karena kalau tidak, janji kampanye, janji politik itu sulit untuk direalisasikan,” jelas Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ini.
Menurut dia, masyarakat yang memilih Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka pada Pemilu Presiden 2024, tentu ingin segera mendapatkan benefit atau mendapatkan realisasi dari segala janji kampanye yang sudah disampaikan dua bulan ini.
“Saya rasa ada optimisme yang kuat di antara dua tokoh tersebut jika berbagai elemen bangsa bersatu, rukun, dan progresif melihat ke depan. Putra putri terbaik bangsa masuk ke super team, bukan hanya mengawasi pemerintahan, tapi bisa melakukan akselerasi, transformasi ekonomi yang bisa dijalankan hari ini,” katanya.