Sel-sel HTI Masih Aktif dan Berkamuflase usai Pemilu, Menurut Akademisi UI
- ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Jakarta - Akademisi dari Universitas Indonesia Muhamad Syauqillah mengingatkan pemerintah perlu mewaspadai kamuflase dari kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) usai Pemilu 2024.
"Meskipun HTI sudah dibubarkan secara resmi oleh pemerintah, tapi sejatinya sel-selnya masih tertancap kuat," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Ketua Program Studi Kajian Terorisme Sekolah Kajian Stratejik Global UI berpendapat pemerintah harus menaruh perhatian adanya kelompok HTI.
Hal itu kata dia, HTI kembali memperlihatkan diri pada masa transisi kepemimpinan 2024. Jamak diketahui bahwa kelompok ini selalu mencari celah di tengah berbagai macam agenda nasional. Kemunculan HTI merupakan sinyal kuat bahwa organisasi transnasional itu masih eksis di Indonesia.
"Gerakan khilafah ini harus menjadi perhatian pemerintah. Kita tidak boleh terlena dengan terjadinya tren penurunan angka kejahatan terorisme akhir-akhir ini," katanya, menegaskan.
Alasannya, radikalisme dan ekstremisme, sangat berbahaya bagi ideologi Pancasila dan keutuhan NKRI.
Ia mengatakan, era media sosial yang begitu bebas, akan sangat rawan sekali warga net ikut terpapar dengan agitasi dan propaganda kelompok radikalis-ekstremis.
"Kelompok yang rawan terhasut seperti perempuan dan anak muda, baik milenial maupun gen-Z, sangat mungkin akan jadi sasaran target kelompok radikal teror, untuk direkrut dan digalang sebagai simpatisan baru," ungkapnya.
Terlebih saat ini kata dia, suasana politik nasional masih panas. Polarisasi konfliktual di tingkat elite politik belum juga ada tanda-tanda rekonsiliasi total.
"Kalau ketegangan pasca-Pemilu 2024 tersebut tidak dimitigasi dengan cepat, kelompok teroris yang selama ini tertidur, akan bangun kembali, lalu membonceng kerusuhan politik," katanya. (ant)