Sekjen PDIP Hasto Bilang Begini Soal Jokowi Ingin Jadi Jembatan Semua Parpol usai Pemilu 2024

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto usai mencoblos di TPS Kebagusan
Sumber :
  • Antara

Jakarta - Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, merespons pernyataan Presiden Jokowi yang ingin menjadi jembatan bagi semua partai politik, pasca bertemu Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Hasto tidak spesifik menjawab, tetapi dia menyinggung demokrasi di Indonesia yang menurutnya menurun hingga ke titik nadir. 

Sosok di Balik Lagu Viral 'Waktu Ku Kecil', Ibu Rumah Tangga yang Kini Banjir Endorsement

Ia menyebut proses rangkaian Pemilu 2024, belum selesai. Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI masih terus melakukan rekapitulasi suara hingga tuntas. Walau hampir semua lembaga yang melakukan quick count atau hitung cepat, hasilnya adalah Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, yang menang. Bahkan di atas 50 persen yang memungkinkan Pilpres 2024 hanya satu putaran.

"Kita tidak menutup mata bahwa yang disampaikan di dalam Dirty Vote demokrasi kita itu turun ke titik nadir," ujar Hasto kepada wartawan di gedung High End, Jakarta Pusat, Senin 19 Februari 2024.

Nasdem Sebut Sikap PDIP soal PPN 12 Persen "Lempar Batu Sembunyi Tangan"

Tak hanya itu, Hasto mengatakan bahwa turunnya kualitas demokrasi di Indonesia bisa menyebabkan masalah serius bagi bangsa Indonesia ke depannya.

"Ini menyangkut masalah masa depan kita, bagaimana proses demokrasi yang dibangun di bawah intervensi kekuasaan yang luar biasa," kata Hasto.

Misbakhun Ingatkan PDIP Tak Amnesia soal Kenaikan PPN

Diketahui, pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi di Istana menjadi sorotan usai pencoblosan. Sebab, posisi Nasdem di Pilpres 2024 berseberangan dengan Presiden Jokowi. Nasdem diketahui bagian dari Koalisi Perubahan yang mengusung pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN).

Sementara itu, Presiden Jokowi mengakui membahas isu politik ketika bertemu Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Pertemuan itu berlangsung di Istana Negara, Jakarta. 

Meski begitu, Jokowi enggan menuturkan apa saja isu yang dibahas keduanya saat pertemuan berlangsung. Jokowi hanya menyebut pertemuannya dengan Surya Paloh merupakan sesuatu yang biasa tidak ada yang istimewa.

"Pertemuan Politik biasa, bicara masalah politik juga biasa," kata Jokowi kepada awak media di RSPPN Panglima Soedirman, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin, 19 Februari 2024. 

Ditanyai soal inisiator pertemuan tersebut, ayah cawapres Gibran Rakabuming itu mengatakan bahwa tidak penting membahas siapa yang pertama kali menginisiasi pertemuan tersebut. Sebab menurutnya yang paling penting yakni pertemuan itu bisa memberikan manfaat yang lebih besar bagi politik dan negara Indonesia.

"Tidak perlu siapa yang undang, siapa yang diundang, enggak perlu, yang penting memang ada pertemuan dan itu akan sangat bermanfaat bagi perpolitikan kita, bagi negara, saya kira yang paling penting,” kata Jokowi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya