Quick Count Pileg, LSI Denny JA Ungkap 3 Alasan PDIP Bisa Unggul Tanpa Dukungan Jokowi

Ilustrasi simbol bendera PDIP saat Peringatan puncak Bulan Bung Karno 2023 di GBK
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan tiga alasan PDIP tetap unggul dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 meski tak didukung Jokowi. Perolehan suara PDIP menurut hasil hitung cepat atau quick count LSI Denny JA memperoleh 16,82 persen suara.

Anies dan Anak Abah Berlabuh Dukung Pramono-Rano, Hasto PDIP: Arus Balik Perlawanan

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, alasan pertama PDIP tetap unggul dari partai politik lain adalah tren  dukungan PDIP terus positif dalam sejumlah survei menjelang Pemilu.

"Dalam 4 bulan terakhir selalu bersaing dengan Gerindra. Jadi tren dukungan PDIP selalu teratas bersaing dengan Gerindra untuk menjadi juara," kata Adjie dalam paparannya secara daring, Kamis, 15 Februari 2024.

Sekjen PDIP Singgung Ada yang Berupaya Ubah Kedaulatan Rakyat Jadi "Kerajaan"

Ilustrasi logo parpol peserta Pemilu 2024.

Photo :
  • Dok. VIVA

Padahal, kata dia, simpatisan Jokowi menyumbang suara hingga 5 persen untuk PDIP pada Pemilu 2014 dan 2019 silam. Namun, Adjie menyebutkan, ada 14 persen basis loyalis PDIP yang mulai terbentuk sejak Pemilu 2009 hingga 2024.

Jelang Pilkada, Megawati Soekarnoputri Minta Warga Pilih Pemimpin yang Punya Prestasi Baik

"Di Pemilu 2014 dan 2019 tambahan suara PDIP itu disumbang oleh ketokohan Pak Jokowi saat itu. Jadi 4-5 persen itu yang naik, dari 2014 naik ke 18 persen kemudian naik lagi di 2019 di angka 19 persen itu sebagian besar disumbang oleh simpatisan atau pendukungnya Pak Jokowi jadi ada kenaikan kurang lebih 4-5 persen," kata Adjie.

"PDIP itu kalau kita lihat historis pemilu di tahun 2009 ketika mereka jadi oposisi angka perolehan pemilu di angka 14 persen. Kalau kita menduga maka basis pemilih loyalnya di angka itu 14 persen," katanya.

Adjie membeberkan alasan kedua partai banteng moncong putih itu dapat menang Pileg 2024 karena wong cilik banyak konsisten untuk memilih PDIP.

"PDIP unggul telak di basis pemilih wong cilik. Hasil exit poll menunjukkan pemilih di bawah 2 juta per bulan base-nya 53,4 persen ini memang PDIP unggul jauh 17,9 persen, disusul Golkar 15,4 persen sama Gerindra 13,3 persen. Jadi PDIP tetap unggul di basis utamanya. Di wong cilik PDIP masih perkasa," ucap dia.

Faktor ketiga, lanjut Adjie, loyalitas pemilih PDIP di sejumlah daerah yang menjadi lumbung suara PDIP seperti Jawa Tengah, Bali, dan Sulawesi Utara tetap konsisten. Meskipun, lanjut dia, di tiga lokasi itu Prabowo-Gibran unggul di pilpres, namun suara PDIP tetap menang di kategori pileg.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya