Nusron Wahid Instruksikan Timses Prabowo-Gibran tak Jumawa dan Kawal Ketat Rekapitulasi Suara
- Dok.Istimewa
Jakarta – Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, Nusron Wahid menginstruksikan agar seluruh Tim Pemenangan, baik di pusat maupun daerah untuk tidak terlena dan jumawa, serta tetap bekerja keras dalam mengawal rekapitulasi suara meski pasangan calon nomor urut 2 tersebut dinyatakan pemenang Pilpres dalam versi hitung cepat (quick count).
“Justru karena kita menang di versi quick count, TKN dan TKD harus lebih bekerja keras dalam mengawal rekapitulasi suara. Bukan malah sebaliknya jadi terlena. Kita harus terus melakukan pengawalan dengan ketat sampai diumumkan oleh KPU. Misi kita, tidak ada satupun coblosan masyarakat yang tidak dihitung atau dicurangi.” tegas Nusron Wahid, Kamis 15 Februari 2024.
Nusron kemudian meminta tim kampanye untuk bersikap disiplin dalam administrasi rekapitulasi dan berkolaborasi dengan masyarakat yang memantau Pemilu.
“Pekerjaan besar hari ini kedepan adalah administratif dan dokumen. Tolong berdisiplin dengan setiap dokumentasi, catatan, dan formulir yang ada mulai dari C1 dan beragam jenis plano, mulai dari desa, kecamatan, kabupaten kota, sampai provinsi.” urai Nusron.
“Kolaborasi dengan masyarakat juga jadi hal penting. Terima setiap pengaduan masyarakat soal kecurangan, karena masyarakat kita sudah cerdas dan melek teknologi.” lanjutnya.
Nusron juga mengingatkan kepada seluruh Tim Kampanye untuk tidak bersikap jumawa dan sombong atas kemenangan ini. Dia mengingatkan agar semua tim mematuhi instruksi Prabowo dan Gibran.
“Seperti yang telah disampaikan Pak Prabowo dan Mas Gibran semalam, kemenangan ini bukan hanya kemenangan Prabowo Gibran, tapi harus menjadi kemenangan semua rakyat Indonesia. Jadi tidak ada yang namanya bully, kesombongan, atau jumawa. Harus tetap merangkul agar ini menjadi kemenangan rakyat.” katanya.
Masyarakat Indonesia, lanjut Nusron Wahid, pasca Pemilu akan bersiap untuk menghadapi bulan Ramadhan. Dia bersyukur dengan kemenangan satu putaran ini, puasa tahun ini akan jauh dari atmosfer kampanye politik.
“Satu hal yang juga penting untuk kita syukuri, awal maret nanti kita memasuki Bulan Ramadhan. Alhamdulillah selama puasa tidak ada lagi atmosfer dan suasana capres-capresan, tinggal pekerjaan teknis administratif. Sehingga umat islam bisa beribadah dengan khusu’.’’ pungkas mantan Ketua GP Anshor tersebut.