Surya Paloh Buka Kemungkinan Bertemu Megawati: Kita Lihat Nanti Kondisinya
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Jakarta – Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh ditemani dengan putranya, Prananda Paloh, menggunakan hak suaranya di TPS 008, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Usai mencoblos, Paloh beri keterangan soal dinamika poliitk
Dia menyampaikan ke depan tak menutup kemungkinan ada pertemuan dengan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri. Paloh ngaku tak ada masalah dengan kabar bertemu Megawati.
Namun, dia mengaku belum membuat janji terkait pertemuan tersebut.
"Apapun hasil dari pemilu kali ini, hubungan silaturahmi, komunikasi. Apalagi peran saya dan Mbak Mega sebagai pemimpin partai politik tentu akan banyak pembicaraan yang bisa dilakukan. Tapi, kita lihat nanti kondisinya seperti apa. Mungkin dalam waktu dekat," kata Surya Paloh kepada awak media, pada Rabu, 14 Februari 2024.
Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri
- Dokumentasi PDIP
Paloh juga merespons dinamika yang terjadi di lapangan sebelum hari pencoblosan. Tetapi, Paloh hanya menyikapinya dengan datar.
"Amat dinamis sekali. Kita sudah lalui tahap itu, kalian sendiri bisa melihat, mengikuti dan mendengar langsung," jelas Paloh.
Paloh optimis pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) bisa memenangkan Pilpres 2024. Bagi dia, proses Pilpres 2024 harus berjalan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber jurdil).
"Tentu ada optimisme. Tapi, apapun itu kita melakukan Pemilu yang luber dan jurdil," ujar Paloh.
"Kerahasiannya harus terjamin, hak pilihnya boleh siapa saja menetapkan pilihannya. Kita harus menghargai itu," ujarnya.
Kabar pertemuan Paloh dengan Megawati sempat mencuat. Isu pertemuan dua pimpinan parpol itu dikaitkan jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.
Adapun saat ini Paloh dan Megawati ada di kubu berbeda untuk Pilpres 2024. Paloh dan Nasdem berada di barisan koalisi pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin). Lalu, Megawati dan PDIP di koalisi pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros
Wakil Menteri Dalam Negeri mengatakan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto meminta untuk memperbaiki sistem pemilihan umum (pemilu) karena tidak efisien dan terlalu mahal.
