Pernyataan Connie soal Ditawari Kursi Wakil Menteri Dinilai Sarat Kepentingan

Akbar Himawan Buchari
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta – Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Akbar Himawan Buchari meyakini, Ketua TKN Prabowo-Gibran Rosan Roeslani tidak mungkin berbohong. Hal tersebut diungkapkan Akbar merespons mengenai polemik pernyataan Connie yang menyebut Rosan menawari posisi Wamenlu atau Wamenhan.

Menteri Rosan Pastikan Gerak Cepat Realisasikan Komitmen Investasi US$8,5 Miliar dari 10 Perusahaan Inggris

Padalah menurut Rosan, Connie sendiri yang meminta jabatan itu.  Aknar Himawan mengaku lebih percaya kepada Rosan dan menyebut Rosan tak mungkin berbohong.

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani di depan kediaman capres nomor urut dua, Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan

Photo :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari
Rosan Ungkap Pesan Prabowo ke Pengusaha AS yang Minat Investasi di Indonesia

Akbar mengatakan, justru pernyataan Connie Rahakundini Bakrie yang syarat dengan kepentingan.

"Saya kenal betul Bang Rosan. Ketika dia bilang nggak pernah ngomong, itulah kenyataannya," kata Akbar dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa, 13 Februari 2024.

Indonesia Sees 25 Percent Rise in Investments Due to Tax Holiday Benefit

Menurut Akbar, justru Connie yang syarat kepentingan. Selain sebagai pakar militer, Connie juga terafiliasi dengan salah satu parpol. "Sebagai akademisi atau gelar yang ia punya, harusnya Connie menyertakan bukti dong," imbuhnya.

Maka, sudah tepat jika Rosan melaporkan Connie Bareskrim atas dugaan pencemaran nama baik. Sebaliknya, kalau memang Bang Rosan yang keliru, laporkan saja. Segampang itu kan," ulas Akbar.

Pengamat Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie

Photo :
  • OCBC

Ia mengatakan, hal-hal semacam ini sudah biasa mendekati hari H. Narasi-narasi semacam ini bukan yang pertama, dan bukan yang paling tajam juga sebenarnya. Karena sebelum mencalonkan sebagai Capres, Prabowo sudah sering kali diserang isu-isu gorengan.

"Jadi, tujuannya kan sudah jelas, menggiring opini publik. Tapi sekarang kan masyarakat cerdas. Lagipula keterbukaan informasi membuat masyarakat bisa mengakses semua informasi yang ada," kata Akbar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya