Ahok Turun Gunung Kampanye Ganjar-Mahfud ke Daerah Rawan 'Pecah-Belah' di Jakarta

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (BTP).
Sumber :
  • VIVA/Foe Peace

Jakarta - Menjelang berakhirnya masa kampanye Pilpres 2024, kader PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, fokus melakukan kampanye untuk pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD di kantong-kantong wilayah rawan peralihan di DKI Jakarta. 

DPR Akan Kaji Usulan Pemilu Nasional dan Lokal tapi Tidak Sekarang

Ahok mengatakan bahwa ada sejumlah isu yang membuat para pendukungnya atau Ahokers di Jakarta beralih ke paslon lain. Selain isu Pilpres 2024 satu putaran hemat anggaran Rp 26 triliun, juga keraguan keislaman cawapres Mahfud MD. 

Ahok menyatakan akan turun ke daerah-daerah itu, karena dihembuskannya isu satu putaran hemat anggaran Rp26 triliun, isu Mahfud radikal, dan paslon nomor 3 tidak bakal tidak masuk putaran kedua.

Pilpres 2024 Dinilai Mulai Geser Demokrasi RI Jadi Otokrasi Elektoral yang Mengkhawatirkan

“Kalau kamu percaya sama saya, saya enggak mungkin gendeng lah. Kalau mau pertimbangkan keuntungan, kekuasaan, dan jabatan, saya akan ke calon yang disebut-sebut menang. Saya tahu mana panggilan hati nurani dan kedagingan," kata Ahok dikutip dari kanal 2045 TV, Rabu, 7 Februari 2024.

Ganjar Pranowo dan Mahfud MD

Photo :
  • YouTube
Sibuk Politik, 2024 Jadi Tahun yang Penuh Guncangan bagi Krisdayanti

Mantan Bupati Belitung itu mengatakan akan semakin ‘fight’  untuk memenangkan Ganjar-Mahfud demi membereskan semua persoalan yang membelit rakyat.

“Jadi ini harus sadarkan teman-teman. Kekuasaan itu Tuhan yang kasih, Tuhan tidak akan kasih kekuasaan pada orang yang mengadu domba untuk memecahkan bangsa. Pasti Tuhan sayang bangsa Indonesia,” kata dia.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan kepada pihak yang mengadu domba dan ingin memecah belah rakyat, bahwa rakyat Indonesia tidak bodoh.

Menurutnya, memang ada pihak yang berpandangan rasis dan primordial, tapi jumlahnya tidak signifikan. Ahok mencontohkan dirinya bisa menjadi Bupati Belitung yang 93 persen warganya muslim. Padahal, ia seorang non-muslim dan keturunan Tionghoa.

"Jangan pikir rakyat bodoh, ada yang rasis dan primordial tapi jumlahnya tidak signifikan, contoh ketika menjadi bupati Belitung, 93 persen penduduknya adalah muslim. Persoalannya, kadang-kadang kita enggak percaya rakyat pintar. Rakyat cuma butuh saat dia susah. Saya punya Ahokers, tapi nggak pernah saya kasih duit. Kalau dia susah saya bantu karena mereka tahu, kamu tidak maling. Yang penting Anda tidak maling,” tegas Ahok. 

Lebih lanjut, dia menyebut, saat maju Pilgub DKI tahun 2017, berhasil mengumpulkan dana kampanye sekitar Rp 76 miliar dari rakyat melalui penjualan kaos hingga tiket untuk bertemu dan makan bareng dengannya. Hal ini membuktikan bahwa rakyat sudah cerdas, mampu menilai calon pemimpin yang mumpuni dan dapat dipercaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya