Prabowo Kalahkan Anies Dominasi Trending di TikTok usai Debat Pamungkas

Prabowo Subianto, Debat Kelima Calon Presiden Pemilu 2024
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Pusat Penerangan Politik (Puspenpol) baru-baru ini mengumumkan bahwa Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 2, berhasil memanfaatkan TikTok sebagai bagian strategis dari kampanye digitalnya.

Daftar Produk Boikot di Medsos Belum Tentu Benar! Pakar: Banyak PHK, Jangan Sampai yang Kena Saudara Sendiri

Data analisis terkait debat kelima pada 4 dan 5 Februari 2024 menegaskan bahwa Prabowo telah menjadi pihak yang dominan dalam keterlibatan di platform media sosial, mencakup sejumlah sebutan, jangkauan, dan interaksi dari pengguna.

"Pada 4-5 Februari 2024, tepatnya saat debat capres dan pasca debat capres berlangsung, mention terkait semua paslon menunjukkan angka yang tinggi, namun jika kita lihat data klasifikasinya, capres 02 terbesar ya, disusul capres 01 di posisi kedua dan capres 03 di posisi terakhir," kata Adrian Zakhary, Direktur Strategis Pusat Penerangan Politik (Puspenpol), dalam keterangannya, Rabu, 7 Februari 2024.

Deddy Sitorus PDIP Yakin Presiden Prabowo Tak Lakukan Pembredelan: Beliau Seorang Pecinta Seni

Anies Baswedan, Debat Kelima Calon Presiden Pemilu 2024

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Adrian mengatakan, Prabowo menonjol dengan jumlah sebutan tertinggi di media sosial, mencapai 1.529 sebutan. Dari jumlah tersebut, 34 persen di antaranya bersifat positif dari total 512 sebutan, sementara hanya 7 persen yang bersifat negatif dari 106 sebutan.

Prabowo Mau Maafkan Koruptor jika Kembalikan Uang Negara, Yusril Beri Penjelasan Hukumnya

Dalam perbandingannya dengan Anies Baswedan, yang merupakan kandidat nomor urut 01, terdapat perbedaan signifikan karena Anies memiliki persentase sebutan negatif tertinggi, mencapai 12 persen dari total 115 sebutan. Sementara itu, Ganjar Pranowo, kandidat nomor urut 03, mencatatkan 10 persen sebutan negatif dari total 75 sebutan.

Adrian juga menyampaikan bahwa Prabowo unggul dalam hal konten yang dibuat oleh pengguna TikTok, dengan mencapai 1.798.500 video. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah video yang dibuat untuk Ganjar dan Anies.

Di samping itu, tagar yang terkait dengan Prabowo juga mendapatkan jumlah tontonan terbanyak, mencapai 35,1 miliar, yang menandakan adanya dukungan yang kuat dari komunitas TikTok.

Debat Kelima Calon Presiden Pemilu 2024

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

“Selama debat dan pasca debat Capres, Video FYP atau viral didominasi oleh Prabowo. Salah satu konten tertinggi Capres 02 itu berasal dari UGC akun netizen yang mempublikasi pernyataan penutup dari Prabowo Subianto yang meminta maaf kepada Paslon lain, menunjukkan kebesaran jiwa sebagai negarawan dan kebijaksanaannya, bisa jadi konten-konten UGCtersebut mendapat perhatian khusus dari para pengguna TikTok Indonesia," ucap Adrian.

Adrian menambahkan bahwa konten yang menjadi viral dan muncul di halaman For Your Page (FYP) selama dan pasca debat didominasi oleh Prabowo. Khususnya, kata dia, video yang menampilkan Prabowo meminta maaf kepada kandidat lain, yang dianggap sebagai tindakan yang penuh kebesaran hati dan kebijaksanaan oleh pengguna TikTok di Indonesia.

Penggunaan TikTok sebagai sumber referensi politik semakin diperkuat oleh data dari We Are Social pada November 2023, yang menunjukkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 106 juta pengguna aktif TikTok.

Hal ini menegaskan peran vital media sosial dalam kampanye politik saat ini, di mana keterlibatan digital memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk opini publik dan memengaruhi keputusan pemilih.

“Capres nomor urut 02 Prabowo lagi-lagi unggul di platform TikTok dengan persentase signifikan dari perbandingan total konten UGC, perbandingan views, hingga perbandingan konten TikTok pasca debat Capres kemarin," ucap dia

Adrian menegaskan prestasi Prabowo di TikTok menyoroti urgensi untuk memiliki strategi digital yang responsif dan efektif dalam kampanye politik modern. Keunggulan di platform media sosial seperti TikTok tidak hanya meningkatkan eksposur seorang kandidat, tetapi juga memperkuat dukungan melalui interaksi yang berarti dengan pemilih. 

"Ini menandai evolusi dalam dinamika kampanye politik dengan adopsi teknologi digital yang semakin luas," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya