Mami Vera, Satu-satunya Caleg Transpuan Asal NTT yang Sempat Ditolak Masyarakat
Sikka – Sosok transpuan yang mengajukan diri sebagai calon legislatif (caleg) baru-baru ini menuai sorotan warganet di media sosial. Terdengar aneh, bahwa ada seorang transpuan yang maju menjadi seorang caleg.
Namun hal ini benar adanya. Mengingat, di saat sejumlah pemerintah daerah melarang hingga membuat peraturan anti-LGBT, di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), seorang transpuan justru diperlakukan sebaliknya.
Transpuan di sana justru baru-baru ini mencuri perhatian publik karena mendapat dukungan penuh sebagai calon anggota legislatif daerah. Dia adalah Vera Cruz atau yang kerap disapa dengan Mami Vera, satu-satunya calon legislatif (caleg) transpuan di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur dalam Pemilu 2024.
Mami Vera dikabarkan sudah terdaftar atas nama Melkiades Mas Mangdare, seorang pria berusia 47 tahun yang diusung oleh Partai Amanat Nasional (PAN) dan mendapat nomor urut lima dalam untuk pemilihan DPRD Kabupaten Sikka.
Kendati demikian, saat melakukan aksi kampanyenya dirinya tetap menjadi sosok Vera Cruz meskipun tanpa rambut dengan potongan pendek.
“Tapi biar rambut pendek kan tetap berlipstik, tidak menjadi masalah,” mengutip salah satu akun Instagram portal media BBCindonesia pada Rabu 7 Februari 2024.
Dengan penuh percaya diri Mami Vera melangkah sambil membawa tas jinjing miliknya yang dipenuhi kartu dan stiker bergambar dirinya untuk keperluannya dalam berkampanye mencari suara.
Lisptik Merah Jadi Identitasnya
Berbeda dari caleg pada umumnya yang menonjolkan penampilannya atau barang mewahnya, untuk caleg satu ini justru menjadikan lipstik merah sebagai identitas dirinya. Dengan menggunakan lipstik merah tebal, membuatnya berbeda dari caleg-caleg pada umumnya.
Seperti yang terlihat pada sederet atribut kampanye seperti kartu, stiker maupun baliho ia terlihat menggunakan lipstik merah tebal. Bahkan, saat berkampanye lipstik merah tidak boleh ketinggalan di dalam tasnya.
Reaksi Masyarakat saat Mami Vera Nyaleg
Alih-alih bakal menuai hujatan ataupun ejekan, Mami Vera justru mendapatkan sebaliknya. Selama perjalanannya berkampanye, pencalonan Mami Vera sebagai wakil rakyat tampaknya diterima hangat oleh warga-warga di dapilnya.
Menurutnya, tidak ada satupun orang yang mempermasalahkan identitasnya sebagai satu-satunya caleg transpuan. Bahkan godaan, sindiran hingga ejekan yang bernada merendahkan ini pun tak terdengar dari mulut orang-orang sekitarnya.
Terlebih saat Mami Vera tampil dengan gincu merah yang menghiasi bibirnya melenggang di bawah terik matahari dengan setelan biru-putih untuk berkampanye. Emanuel Isak, 49 tahun, warga Desa Watuliwung, justru menyambut baik pencalonan Mami Vera dan menyebutnya “unik”.
“Yang kami kenal waria sekarang itu hanya buka salon, tapi untuk yang sampai yang mau duduk di legislatif, baru pertama kali ini,” tandasnya mengutip salah satu sumber.
Reaksi Warganet
Sontak saja viralnya sosok caleg transpuan satu-satunya ini langsung menuai beragam reaksi warganet di media sosial. Tak sedikit yang bernada penolakan melihat sosok Mami Vera tersebut.
"sekali tidak tetaplah tidak," tulis warganet.
"Ini negara demokrasi, jadi kalau dia terpilih, itu bagian dari hak pemilih juga. It's as simple as that," kata pengguna lainnya.
"Wah salut! It must've not been an easy road to get to this point. Wishing Vera Cruz all the best," seru lainnya.
"Rusak kita rusak," tandas pengguna lainnya.
"Perlu ada ketegasan pak @jokowi . Kita support & dukung dia sebagai manusia TETAPI TIDAK ADA RUANG UNTUK LGBTQ," tulis lainnya.