Mahfud Sebut Ada Rektor Diintimidasi, TKN: Kalau Tak Ada Bukti, Hanya Omon-omon
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Jakarta – Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran mempertanyakan bukti dari pernyataan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut tiga, Mahfud MD yang menyebutkan ada rektor diintimidasi agar menyampaikan narasi positif terhadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman mengaku justru mendapatkan informasi berbeda. Dia mendengar informasi bahwa ada sejumlah dosen yang dikondisikan untuk menyerang Presiden Jokowi dan pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
"Beliau mendengar katanya, kalau yang saya dengar berbeda. Ada beberapa dosen, partisan yang nyamar seolah-olah mengatasnamakan akademika, menyampaikan narasi yang ingin men-downgrade Pak Jokowi sekaligus paslon 02," kata Habiburokhman kepada wartawan, Rabu, 7 Februari 2024.
Dia lantas meminta Mahfud menunjukkan bukti adanya dosen-dosen yang diintimidasi untuk menyampaikan narasi baik terhadap Jokowi dan Prabowo-Gibran. Tanpa bukti, menurut dia, omongan Mahfud hanya omon-omon saja.
"Jadi kalau Pak Mahfud tidak menyampaikan bukti, hanya omon-omon, ya menurut saya itu pernyataan yang tidak berkualitas," katanya.
Sebelumnya diberitakan, calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD mengaku dapat laporan ada semacam operasi untuk menekan rektor-rektor kampus yang belum menyatakan sikap kritis terhadap pemerintahan Jokowi. Dia menyebut para rektor itu diminta untuk menyampaikan sikap berbeda bahwa Presiden Jokowi baik.
"Secara bersamaan muncul operasi yang mendekati rektor-rektor yang belum mengemukakan. Mereka diminta untuk menyatakan sikap yang berbeda, untuk mengatakan bahwa Presiden Jokowi baik," kata Mahfud saat berdialog 'Tabrak Prof!' di Yogyakarta, Senin, 5 Februari 2024. Â
Mahfud menuturkan, ada beberapa rektor perguruan tinggi membuat pernyataan seperti yang diminta oleh pihak pelaku ‘operasi’ tersebut. Namun, menurut dia, ada juga rektor yang jelas-jelas menolak. Salah satunya rektor Universitas Soegijapranata di Semarang.Â
"Dia (rektor) mengatakan diminta untuk menyatakan untuk pemerintahan Jokowi baik, pemilu baik dan lain sebagainya. Nah, itu yang beredar," kata eks Menko Polhukam tersebut.Â
Bagi Mahfud, adanya dugaan intervensi ke kampus-kampus itu bisa saja terjadi. Namun, untuk mengatakan perguruan tinggi itu takut karena adanya tekanan, tidak juga benar.
Menurut Mahfud, dari operasi itu, ada yang berhasil sehingga menekan rektor melakukan deklarasi sesuai pesanan itu.
"Saudara ada beberapa rektor perguruan tinggi yang kemudian membuat pernyataan seperti yang diminta oleh orang yang melakukan operasi itu," tutur eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.