Anies: Ketika Ada Masalah dan Kampus Diam, Berarti Kebebasan Berekspresi Terganggu

Anies Baswedan saat debat kelima Pemilu Presiden (Pilpres) 2024
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Calon Presiden atau capres nomor urut 1, Anies Baswedan mengapresiasi sikap para civitas akademika dari sejumlah perguruan tinggi yang menyampaikan aspirasi kritisnya kepada pemerintahan Presiden Jokowi. Kritikan itu terkait kondisi demokrasi di Indonesia yang mengkhawatirkan.

Sindikat Pabrik Uang Palsu di UIN Makassar Beraksi Sejak 2010, Libatkan Pengusaha?

Menurut dia, tidak tepat bila ada pihak yang menyindir aspirasi dari civitas akademika. Meski tak terlibat dalam partisan politik kepartaian, civitas akademika punya hak menyuarakan aspirasinya.

“Kalau dibilang kaum terdidik, masyarakat kampus tidak boleh menyuarakan pandangan tentang kondisi politik, saya rasa gak tepat. Mereka boleh menyampaikan, mereka mungkin tidak terlibat dalam aktifitas partisan politik yaitu politik kepartaian, politik kepemiluan, mereka enggak terlibat,” kata Anies di Jakarta, Minggu, Senin, 5 Februari 2024.

PDIP: Pilkada Langsung Beri Pendidikan Politik kepada Masyarakat

Tiga kontestan paslon Pilpres 2024 saat menghadiri debat kelima di JCC, Senayan,

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Menurut dia, sivitas akademika termasuk guru besar memiliki tanggungjawab moral dari kampus untuk menyampaikan pandangannya. Apalagi, ia mengatakan dalam sejarah perjalanan Indonesia bahwa masyarakat kampus atau intelektual jadi garda terdepan dalam perubahan.

Sosok Andi Ibrahim, Kepala Perpustakaan UIN Makassar Pelaku Utama Kasus Pabrik Uang Palsu

“Yang mendirikan republik ini tuh kaum intelektual, orang-orang yang bersekolah di masanya, disaat 90 persen penduduk buta huruf. Kaum terdidik inilah yang menjadi anggota BPUPKI,” lanjutnya.

Menurut dia, sivitas akademika itu menyampaikan pandangannya tentang kondisi negara atau politik di Indonesia. Artinya, kata dia, mereka sama saja menyampaikan tanggungjawabnya secara konstitusi. Dia bilang kampus jangan diam jika ada persoalan negara.

“Itu wujud tanggungjawab konstitusional. Justru, ketika ada masalah dan kampus diam itu ada masalah, berarti kebebasan berekspresi terganggu. Tapi, jika dia ungkapkan pandangannya, saya liat itu sikap bertanggungjawab dari kampus,” ujarnya.

Diskusi bedah buku Selamat Datang Otokrasi: Pemilu, Kekuasaan, dan Kemunduran Demokrasi di Jakarta, Jumat, 20 Desember 2024.

Pilpres 2024 Dinilai Mulai Geser Demokrasi RI Jadi Otokrasi Elektoral yang Mengkhawatirkan

Pilprres 2024 dinilai sebagai fenomena yang mengkhawatirkan bagi demokrasi Indonesia karena mulai menggeser demokrasi Indonesia menuju otokrasi elektoral.

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024