Hasto Sampaikan 3 Pesan Ganjar Jelang Pencoblosan Pilpres 2024
- Istimewa
Lampung - Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, yang juga Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto meminta para kader partai politik pendukung, sukarelawan, simpatisan, dan pendukung untuk memenangkan paslon nomor urut tiga di Pilpres 2024.
Hasto menyampaikan tiga pesan Ganjar untuk dilakukan para pendukung jelang 17 hari jelang pencoblosan pada 14 Februari 2024 mendatang.
"Saya percaya pesan Pak Ganjar-Mahfud, yang pertama 17 hari ke depan bergerak ke bawah menyatu dengan kekuatan rakyat. Kedua, siapkan saksi pemilu dengan sebaik-baiknya. Jangan biarkan suara kita dicolong. Jangan biarkan suara Ganjar-Mahfud dicuri. Kami minta bantuan PDI Perjuangan, Perindo, Hanura, PPP untuk didukung. Tiga, ajari rakyat mencoblos yang baik. Yaitu nomor satu dibuka saja, nomor dua dilihat, nomor tiga dicoblos, coblos rambut putih," kata Hasto saat kampanye terbuka di hadapan ribuan massa di Lapangan Kampung Sawah Brebes, Bandarlampung, Minggu, 29 Januari 2024.
Hasto meyakini rakyat Lampung adalah masyarakat yang sadar politik. Masyarakat Lampung melek secara politik yang tidak membiarkan berbagai bentuk pengerdilan suara rakyat terjadi.
"Karena itu sekali lagi pesan dari Ganjar-Mahfud 17 hari ke depan kita buktikan bahwa kekuatan rakyat adalah kekuatan rakyat. Mengapa saya tekankan ini? Karena pasangan nomor 2 sana Prabowo-Gibran didukung oleh lebih dari 30 persen pengusaha yang menyumbang perekonomian nasional, sementara Ganjar Mahfud di dukung pergerakan rakyat," kata Hasto.
Sekretaris Jenderal PDIP itu menambahkan kekuatan Ganjar-Mahfud terletak pada kekuatan rakyat, wong cilik. Kekuatan Ganjar-Mahfud terletak pada gotong royong dari seluruh rakyat Indonesia. “Saat ini yang terpenting datangi rakyat, jangan melihat hasil survei karena sudah dimanipulasi. Lihat saja sentimen positif kepemimpinan paslon 03 yang paling tinggi," kata Hasto.
Dia meyakini sentimen positif terhadap Ganjar-Mahfud terbesar. Sebab, Ganjar-Mahfud tidak pernah terlibat hukum, melanggar etika, dan berasal dari keluarga yang baik-baik saja.
'Untuk memimpin Indonesia harus dibuktikan memimpin keluarga dulu. Sanggup atau tidak. Kalau memimpin keluarga saja tidak sanggup jangan memimpin Indonesia raya yang besar ini saudara-saudara sekalian," kata Hasto.