Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran: Jangan Pilih Capres yang Memusuhi Amaliah NU
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Jawa Timur – Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, KH. Ali Masykur Musa mengunjungi Pondok Pesantren Darussalam, Jawa Timur, pada Sabtu, 27 Januari 2024. Dalam kunjungannya tersebut, Ali bersilahturahmi, sekaligus menyampaikan visi dan misi untuk memenangkan pasangan presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Ali Masykur Musa mengatakan bahwa Indonesia memiliki macam-macam Budaya, suku, dan agama. Indonesia juga merupakan Nahdlatul Ulama dengan bukti para muasis NU yang senantiasa berperan untuk menjaga, memerdekakan, dan mempersatukan bangsa Indonesia.
Berdasarkan hasil mufakat, para Kiai Sepuh menjatuhkan pilihannya untuk mendukung Prabowo-Gibran dalam kontenstasi pemilu 2024.
"Dari hasil mufakat dan diskusi panjang kesepakatan para kiai khos (kiai sepuh), (kami) menentukan pilihan hati kepada calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Bapak Prabowo dan Mas Gibran," ujarnya.
Dia juga menjelaskan jangan sampai masyarakat memilih presiden dan wakil presiden yang memusuhi amaliah NU, apalagi memusuhi Pancasila yang sudah disepakati oleh para pendahulu Nahdaltul Ulama.
"Himmayatut Daulah Amanah untuk memimpin negeri PBNU (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia & Undang-undang Dasar 1945) empat pilar inilah yang membuat Indonesia aman dan kuat, jangan sampai kita seperti Negara timur Tengah yang masih dalam gejolak perang," ungkapnya.
Dia juga menambahkan bahwa pemimpin harus bisa memberikan keadilan, dan keadilan bisa dilakukan dengan pemberdayaan gizi seperti dengan memberikan makanan gratis yang bernutrisi tinggi untuk generasi emas dimasa mendatang.
Amanatul Ummah, salah satu tugas seorang pemimpin antara lain untuk kemaslahatan umatnya. Dan menurutnya, ciri tersebut ada pada paslon capres-cawapres nomor urut 02.
"Bapak Prabowo dan Mas Gibran yang dikelilingi orang-orang berpengaruh yang sudah jelas memiliki jiwa nasionalisme dan menjaga amaliyah Nahdlatul Ulama," ucapnya.
Sebagai penutup, dia menambahkan cara mimilih pemimpin yaitu, yang bisa menjalankan pekerjannya dengan baik, disertai kekuatan yang tinggi.
"Sebab intervensi dari negara luar sangatlah tinggi maka perlu pemimpin yang ahli strategi dan ini ada disosok Bapak Prabowo."