Pilpres Dekati 1 Putaran Versi Survei Terbaru, Hensat: Kali Ini Sulit Diprediksi

Pekerja melipat surat suara pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024
Sumber :
  • AP Photo/Tatan Syuflana

Jakarta - Sejumlah lembaga survei merilis hasil riset terbarunya soal Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 yang mendekati satu putaran. Dari hasil survei itu, pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di urutan pertama dengan hampir mendekati 50 persen.

Pilpres 2024 Dinilai Mulai Geser Demokrasi RI Jadi Otokrasi Elektoral yang Mengkhawatirkan

Pakar politik Hendri Satrio alias Hensat menganalisa soal potensi Pilpres 2024 bisa selesai 1 putaran. Menurut dia, unggulnya duet Prabowo-Gibran bisa dimaklumi karena didukung dari beberapa aspek seperti logistik dan mesin politik.

"Kalaupun kemudian hampir melewati 50 persen, pasangan nomor dua ini, ini memang bisa dimaklumi karena mereka punya semua. Logistik paling kuat, kemudian mesinnya paling banyak, gitu ya," kata Hensat dalam Kabar Petang tvOne yang dikutip VIVA pada Selasa malam, 23 Januari 2024.

Sibuk Politik, 2024 Jadi Tahun yang Penuh Guncangan bagi Krisdayanti

Dia menyebut kubu 02 juga punya kreativitas serta didukung gerakan politik yang kuat sehingga jika hasil survei menembus 48,5 persen dinilainya tak mengejutkan.

"Gerakan-gerakan mereka juga kuat sehingga saat mencapai 48,5 persen hari ini itu juga tidak mengejutkan. Justru yang mengejutkan kenapa belum lewat 51 persen + 1?" jelas dosen Universitas Paramadina tersebut.

PDIP Tidak Pecat Jokowi saat Masa Pilpres karena Alasan Ini

Pengamat politik Hendri Satrio

Photo :

Menurut Hensat, bakal ada ada lagi turning out di Pilpres 2024 yang bisa mempengaruhi berjalan satu atau dua putaran. Tapi, bagi dia, pilpres kali ini sulit diprediksi.

Dia menyinggung aturan pemenang pilpres yaitu mesti menembus angka 50 persen plus 1.

"Dan, jangan lupa bahwa di aturan kita selain 50 persen plus 1, harus ada kemenangan di 20 provinsi," lanjut Hensat.
 
"Walaupun luar biasanya Pak Jokowi, dia sudah tambah 4 provinsi lagi di Papua. Bisa jadi itu salah satu strategi untuk mempermudah satu putaran," ujarnya.

Pun, dia bilang dengan beberapa alasan itu akhirnya sulit menduga soal pilpres kali ini. "Jadi, beberapa hal ini yang memang akhirnya kita sulit menduga, kan ini di ujung nih. Apakah lewat ini atau kemudian berbalik arah," sebut Hensat.

Dia juga menyinggung soal hasil survei Indikator Politik Indonesia bahwa pasangan Prabowo-Gibran sempat turun sedikit.

"Kita lihat survei terakhirnya, kalau gak salah pernah turun di Indikator. Yang memang terkadang pemilu di Indonesia ini sulit diprediksi," kata pendiri lembaga survei Kedai Kopi tersebut.

Maka itu, ia tak sepaham jika ada anggapan pilpres di Indonesia mudah diprediksi seperti pandangan pengamat luar negeri.

"Kalau ada pengamat luar negeri yang mengatakan pemilu paling mudah diprediksi itu Indonesia, kali ini tidak. Minimal tentang satu atau dua putaran," ujarnya.

Meski demikian, ia tak menafikan untuk pilpres kali ini, pasangan 02 pasti diunggulkan karena punya semua dukungan.

"Tapi, yang harus diperhatikan masing-masing paslon itu adalah bagaimana mereka menjaga modal sosial supaya momentum politiknya justru tidak menurunkan elektabilitas mereka," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya