Waketum PAN Yandri Susanto Bilang Gagasan Gibran Rakabuming di Debat Wakili Anak Muda
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta – Gagasan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, tentang pentingnya hilirisasi dan digitalisasi, menurut Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional atau PAN, Yandri Susanto adalah gagasan yang mewakili generasi muda.
Hilirisasi dan digitalisasi penting dilakukan dalam semua aspek untuk percepatan kemajuan Indonesia. Hal ini yang disampaikan Gibran dalam debat keempat capres-cawapres dalam rangka Pilpres 2024, Minggu kemarin.
"Penekanan Gibran pada hilirasi pertambangan, hilirasi pertanian dan hilirisasi digital merupakan gagasan dan pemikiran yang mewakili generasi muda Indonesia saat ini," kata Yandri. Dia juga hadir dalam debat keempat yang menampilkan ketiga cawapres, Minggu 21 Januari 2024.
Wakil Ketua MPR Yandri Susanto (tengah).
- ANTARA
Hilirisasi beberapa kali disinggung Gibran dalam debat. Pentingnya dilakukan, agar Indonesia tidak lagi melakukan ekspor bahan mentah. Karena potensi dari hilirisasi adalah terciptanya 19 juta lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
"Titik berat dari gagasan hilirisasi yang disampaikan Gibran adalah mencapai keseimbangan. Hilirisasi yang wajib menjaga lingkungan, peningkatan produktivitas pertanian dan sektor maritim tapi wajib menjaga keseimbangan alam," jelas Yandri
Komandan Penggalangan TKN Prabowo-Gibran, menilai perdebatan yang sengit dari ketiga cawapres tersebut, Gibran tetap mengedepankan kesantunan. Apalagi kedua cawapres lainnya lebih senior.
Menurut Yandri, guyonan yang dilontarkan untuk menjaga suasana debat agar tidak terlalu tegang sehingga berlangsung cair.
"Optimisme yang disampaikan Gibran merupakan cerminan generasi muda yang memiliki kecerdasan dan energi untuk melakukan percepatan pembangunan di Indonesia. Tidak lupa diakhir Gibran juga menyampaikan terima kasih kepada kedua calon yang lain sebagai bentuk kesantunan generasi muda," tutup Yandri.
Tergerus Digitalisasi dan Tren Teknologi, Mahasiswa yang Pengin Jadi Akuntan Kian Merosot
Kekhawatiran terhadap digitalisasi dan tren teknologi baru yang dianggap menggantikan peran akuntansi tradisional telah berkontribusi pada penurunan jumlah mahasiswa.
