Sindiran Menohok Aria Bima PDIP ke Gibran: Pemimpin Itu Perlu Matang dan Dewasa
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta - Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Aria Bima menyindir calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka usai debat pilpres keempat yang digelar KPU RI di JCC, Senayan, Minggu 21 Januari 2024. Aria Bima mengatakan sosok pemimpin Indonesia mesti sudah matang dan bersikap dewasa.
Ketua Tim Penjadwalan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD itu pun mengatakan hal tersebut karena menilai Gibran tak patut melakukan gimik saat debat cawapres berlangsung.
"Karena pemimpin untuk urus Indonesia ini perlu wening (tenang) kalau orang Jawa. Kemudian, matang dan dewasa, saya kira itu," kata Aria Bima usai debat cawapres di JCC Senayan, Minggu, 21 Januari 2024.
Pun, Aria Bima menyebut rakyat Indonesia harus pandai memilih pemimpin Indonesia dalam lima tahun ke depan. Menurutnya, pemimpin Indonesia idealnya harus di atas 40 tahun.
"Ada karena dia anak muda, ya mungkin ini alasan kenapa harus di atas 40 tahun ya. Karena memang pemimpin tidak hanya pintar tapi harus matang dan dewasa," jelas Aria.
Dia bilang paham jika sebelumnya aturan konstitusi membatasi usia capres dan cawapres minimal 40 tahun.
"Dewasa dan matang itu kan proses karakter. Kelihatan sekali seperti anak kecil. Kenapa batas usia itu dulu dicantumkan 40 tahun, saya semakin yakin itu," imbuhnya.
Sebelumnya, cawapres nomor urut 3, Mahfud MD menyampaikan alasannya tak menjawab dengan benar pertanyaan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka soal green inflation. Bagi dia, Gibran tak paham dengan konsep pertanyaan yang diajukan terhadapnya.
"Gini, saya bukan tidak mau menjawab dengan benar, tapi dia tidak mengerti konsep itu, sehingga dibilang lho kok lain. Saya bilang ke moderator udah lah kembalikan ke moderator saja," kata Mahfud MD usai debat cawapres di JCC Senayan, Jakarta, dikutip Senin, 22 Januari 2024.
Mahfud menyebut pertanyaan Gibran sebagai gimik yang tak perlu dilanjutkan. Dia merasa sudah menjawab pertanyaan tersebut. Namun, versi Gibran justru Mahfud belum jawab.
"Ini gak bisa dilanjutkan debat begini, karena masalahnya sudah dijawab. Lalu, dibilang belum dijawab, kan itu hanya gimik saja," ujar Mahfud.
Diketahui, dalam segmen salah satu debat, Mahfud MD dan Gibran terlibat friksi sehingga keluar kata receh. Bagi Mahfud, pertanyaan Wali Kota Solo itu tak layak dijawab.
Gibran dalam momen itu menyinggung Mahfud dengan gerakan bahasa tubuh membungkukan kepala yang memperlihatkan ingin cari sesuatu. Dia merasa pertanyaan yang diajukan ke Mahfud tak dijawab sesuai konteksnya.
"Saya lagi nyari jawabannya. Prof Mahfud bisa nyari-nyari di mana ini jawabannya. Kok gak ketemu jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau kok malah menjelaskan ekonomi hijau," kata Gibran menyindir Mahfud.
Menanggapi omongan Gibran, Mahfud pun menjawab. Dia menyebut pertanyaan Gibran itu sepertinya ngawur.
"Saya juga ingin mencari itu jawabannya. Ngawur juga itu. Ngarang-ngarang ndak karuan mengaitkan dengan sesuatu yang tidak ada, gitu ya," tutur Mahfud.