Usai Debat Cawapres, Gibran Paling Populer di Hampir Semua Lini Digital
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta - Pengamat media baru Prabu Revolusi membeberkan fakta berupa data percakapan di media digital seputar debat cawapres yang dilaksanakan KPU RI di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024.
Dalam data internalnya, Prabu menunjukkan bahwa cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mendominasi percakapan di media sosial maupun pemberitaan digital, mengalahkan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD.
"Pembicaraan tentang Gibran mendominasi percakapan dan pemberitaan di dunia digital atau media baru hingga 55,4 persen, sementara itu Cak Imin menempati posisi yang kedua dengan persentase sebesar 29,4 persen, dan Pak Mahfud di posisi ketiga dengan persentase sebesar 15,2 persen," kata Prabu kepada wartawan di Jakarta, Senin, 22 Januari 2024.
Prabu mengatakan datatersebut dikumpulkan pada saat pelaksanaan debat berlangsung sejak pukul 18.00 WIB-22.10 WIB sebagai bagian mitigasi untuk menghindari munculnya bot-bot di media sosial.
Dari datanya tersebut, Prabu menunjukkan bahwa Gibran menempati total volume percakapan sebanyak 225,063, diikuti oleh Muhaimin Iskandar sebesar 119,425, dan Mahfud MD sebesar 61,522.
"Impresi potensial mengikuti total percakapan yang ada. Artinya Gibran yang memuncaki peringkat pertama secara percakapan turut memimpin impresi potensialnya sebesar 3.1 miliar, diikuti oleh Cak Imin sebesar 2.3 miliar, dan Mahfud MD sebesar 982.7 juta impresi potensial," kata Prabu.
"Dari data ini kita bisa melihat bahwa Gibran Rakabuming mendominasi perhatian dari publik terutama public yang menyaksikan melalui beberapa platform sosial media maupun pemberitaan online," katanya.
Terkait dengan sentimen yang turut muncul dari percakapan-percakapan digital saat berlangsungnya debat cawapres, Prabu menilai bahwa utamanya sentimen ini lahir dari fanbase-fanbase pendukung pasangan calon Pilpres 2024.
"Fanbase tentu akan memberikan sentimen positif apapun yang cawapresnya lakukan, sementara itu akan memberikan sentimen negatif pada cawapres kompetitornya," kata Prabu.
Selain volume percakapan, kata Prabu, terdapat parameter yang bisa digunakan untuk melihat bagaimana popularitas cawapres di media sosial. Dia mencontohkan jumlah likes, comment, engagement, maupun reach dari data yang tersedia. Menurut Prabu, Gibran memenangkan seluruh parameter tersebut.