Anies Diintimidasi saat Kampanye di Kampungnya JK, Baliho Dicopot, Informasi Hoaks Disebar
- VIVA.co.id/Supriadi Maud (Sulawesi Selatan)
Bone – Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan dikabarkan mendapatkan intimidasi saat berkampanye di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada hari Rabu 17 Januari 2024.
Juru Bicara Tim Penangangan Nasional alias Timnas AMIN, Ismail Bachtiar mengatakan, bahwa dugaan intimidasi itu terjadi jelang Anies berknujung ke Kecamatan Cina, Kabupaten Bone yang dimana spanduk dan baliho yang telah dipasang tiba-tiba hilang dan banyak yang tercabut.
"Dua hari sebelum acara, kami sudah memasang baliho, spanduk ke mana-mana. Besoknya pada hilang, banyak yang dicabut. Kami coba cari tahu, cuma tidak ketemu," kata Ismail kepada wartawan.
Selain intimidasi alat peraga, intimidasi lainnya juga gencar dilakukan dengan adanya yang menyebar informasi hoaks ke masyarakat yang mengatakan bahwa Anies batal datang ke Bone. Akibat info hoaks yang disebar warganet terus menyerang dengan hujatan ke akun media Jubir AMIN.
“Terakhir tadi malam yang bikin saya khawatir, tadi malam itu DM sosmed saya isinya hujatan semua, yang kedua yang saya heran kok ada orang nyebar hoaks. Katanya Pak Anies nggak jadi datang, Pak Anies pindah acaranya ke jam 1 siang,” katanya
Meski demikian, Ismail mengaku bahwa ancaman dan intimidasi justru membuat pihaknya bersama tim dan Anies teguh menggelar kampanye. Ia optimis pasangan AMIN akan menang mutlak di Kabupaten Bone, yang merupakan kampung halaman dari Wakil Presiden ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK).
"Jadi, saya bilang, sudahlah, mungkin karena kontestasi, dinamikanya seperti ini. Tadi malam bikin khawatir, DM (pesan langsung) sosmed saya isinya hujatan semua. Kita tetap optimis Anies menang. Kita bisa lihat tadi pagi, alhamdulillah sampai tidak ada tempat ruang gerak masuk ke acara. Saking banyaknya orang," jelas Ismail.
Lebih lanjut, Ismail menegaskan pihaknya tidak mau menuding siapa yang diduga mencabut baliho pasangan AMIN di sepanjang jalan lokasi kampanye di Bone dan mengganti dengan baliho pasangan calon lain. Ismail hanya menilai hal tersebut merupakan bentuk dugaan intimidasi.
"Sudah tahu bahwa acara ini resmi, acara ini legal, berizin; mestinya kalau saling menghormati, saling mengerti, tidak usah ada upaya-upaya seperti itu," terangnya.
Sementara itu, Anies yang ditemui awak media mengaku tidak mau ambil pusing dengan dugaan intimidasi untuk menggagalkan kampanyenya di Kabupaten Bone. Dia mengaku tidak mau pusing dari kelompok tertentu yang mencoba mengahanlangi jalannya.
"Gini, saya selalu sampaikan, seberat-beratnya intimidasi yang diberikan kepada kami, masih lebih berat beban keluarga-keluarga di Indonesia. Masih lebih berat beban anak-anak muda yang sulit mencari pekerjaan," kata Anies kepada wartawan.
Selain itu, Anies juga tidak mempersoalkan tindakan dari kelompok tertentu untuk mengganggu kampanyenya. Anies lebih mengutamakan upaya untuk mewujudkan perubahan lebih baik bagi Indonesia jika terpilih memenangi Pilpres 2024.
"Jadi, bila untuk membuat keluarga hidupnya lebih ringan, bila untuk membuat anak-anak muda mudah dapat pekerjaan, bila untuk melakukan itu, kami harus menghadapi tekanan, kami harus menghadapi tantangan yang berat; maka kami akan hadapi itu. Demi perubahan di Indonesia," terang Anies