Lawan Intimidasi Alasan PDIP Tak Tarik Kadernya yang Jadi Menteri, Kata Hasto Kristiyanto
- PDI Perjuangan
Jakarta - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto membantah keras soal isu partainya akan menarik semua kader dari menteri Kabinet Indonesia Maju. Dia menegaskan bahwa kadernya yang duduk di pemerintahan akan terus membantu Presiden Jokowi.
Hal tersebut disampaikan Hasto usai menjawab pertanyaan wartawan mengenai situasi politik setelah mundurnya Maruarar Sirait dari PDIP namun muncul isu PDIP bakal menarik semua menterinya dari kabinet.
Mulanya, Hasto menyinggung masifnya berbagai intimidasi dan kecurangan yang terjadi pada Pemilu 2024 karena khawatir dengan kepemimpinan Ganjar-Mahfud. Ia menyebut PDIP masih menugaskan menteri-menterinya salah satunya untuk menjaga agar hal itu tak terjadi.
"PDIP menempatkan tugas-tugas negara tetap untuk dijalankan oleh menteri-menteri PDIP yang menjadi pembantu dari Pak Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, dan juga tugas-tugas di dalam memenangkan pemilu," kata Hasto kepada wartawan di Jakarta, sebagaimana dikutip pada Kamis, 18 Januari 2024.Â
Kemudian, Hasto menjelaskan Abdullah Azwar Anas yang masih menjalankan tugasnya sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) untuk menjaga netralitas pegawai birokrasi pada Pemilu 2024.
"Maka seperti Pak Abdullah Azwar Anas, Menteri Aparatur Birokrasi, tidak pernah memiliki catatan tidak netral, karena beliau mengemban tugas yang sangat penting untuk menjaga netralitas birokrasi," kata dia.
Hasto kemudian mengatakan sudah banyak terjadi intimidasi walaupun menteri PDIP tak ditarik dari kabinet pemerintahan Jokowi. Jika ditarik, kata dia, khawatir bakal terjadi penyalahgunaan wewenang kekuasaan.
"Tidak mundur saja banyak intimidasi, apalagi kalau kemudian mundur, akan makin banyak penyalahgunaan kekuasaan. Jadi, ini untuk mengawal pemilu yang demokratis," katanya.
Politikus senior PDIP Maruarar Sirait alias Ara mengungkapkan alasan dirinya pamit dan mundur dari dari PDIP karena mengikuti langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya memilih untuk mengikuti langkah Pak Jokowi karena saya percaya Pak Jokowi adalah pemimpin yang sangat didukung oleh rakyat Indonesia kepercayaan publiknya, approval rating-nya 75-80 persen," ujar Ara kepada wartawan di kantor pusat PDIP, Jalan Jakarta, Senin, 15 Januari 2024.
Ara menambahkan, Jokowi sudah memperjuangkan banyak untuk kemajuan bangsa Indonesia dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Ia pun mengaku siap mengikuti Jokowi berkarya untuk bangsa dan negara.
"Beliau (Jokowi) sudah memperjuangkan banyak hal, bagaimana tegas menghadapi radikalisme, bagaimana membuat mayoritas saham Indonesia di Freeport dan bagaimana juga membantu rakyat kecil dan juga memindahkan Ibu kota, adanya pemerataan," kata dia.
Maka itu, Ara mengikuti Jokowi dalam pilihan politik ke depannya. Namun dia tidak menjelaskan secara detail langkah politik yang akan ditempuhnya.