Tanggapi Cak Imin, Ali Masykur Jelaskan Khofifah Indar Parawansa Kader Sempurna NU
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta – Pernyataan cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bahwa yang tidak memilih Amin dipertanyakan ke-NU-annya, menuai respon. Apalagi bersamaan, Khofifah Indar Parawansa yang juga Ketua Umum Muslimat NU, mendeklarasikan mendukung Prabowo-Gibran.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ali Masykur Musa, menyebut Khofifah Indar Parawansa merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU) yang sempurna karena memenuhi kriteria dari segi struktural dan kultural.
"Ada dua cara pandang di mana Khofifah memenuhi semua kriteria. Pertama, NU yang dilihat secara struktural. Kedua, NU yang dipandang secara kultural. Bu Khofifah mencerminkan secara sempurna kedua sisi tersebut," kata Ali dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, dikutip dari Antara.
Dari sisi struktural, Ali menyebut Khofifah adalah Nahdliyin yang mendedikasikan hidupnya untuk NU melalui organisasi-organisasi, seperti Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), hingga Muslimat NU.
"Bu Khofifah selalu mendarmabaktikan dan memimpin organisasi di lingkungan NU, seperti IPPNU, PMII, hingga Muslimat NU. Secara struktur, ini paripurna," ucap Ali.
Dari sisi kultural, Ali menilai Khofifah sebagai warga ahlussunnah wal jamaah (ahli tafsir) yang mengamalkan nilai-nilai dan ritual ke-NU-an dalam hidup sehari-hari.
Ali mengatakan hal itu untuk merespons pernyataan calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar yang meragukan ke-NU-an Khofifah usai gubernur Jawa Timur itu memutuskan bergabung mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Lebih lanjut, Ali juga mengingatkan bahwa NU dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah dua hal yang berbeda.
NU, menurut Ali, adalah organisasi Islam yang berfokus pada program atau kegiatan keagamaan dan sosial (jam’iyah ijtima'iyah diniyyah), sedangkan PKB adalah bagian dari praktik politik praktis.
​​​​​​​"Sehingga, karakter NU dengan partai politik adalah berbeda. Jadi, mengharuskan warga NU mendukung pasangan calon tertentu adalah tidak memenuhi dasar-dasar hubungan NU dengan politik," kata Ali.
Kendati mengatakan NU tidak berpolitik, Ali mengakui bahwa kaitan keduanya itu tetap ada. Namun, dia menegaskan bahwa pilihan warga NU harus berdasarkan pada hati nurani dan mengedepankan kelestarian aspek struktural dan kultural NU.
"Kalau dari TKN sendiri, kami bersyukur mayoritas warga NU sekarang ini menitipkan aspirasi politiknya lewat Prabowo-Gibran. Ini tidak salah, baik secara struktural maupun kultural," ujar Ali.
Sebelumnya, Muhaimin Iskandar mengungkapkan keraguannya terhadap warga Nahdliyin yang mendukung pasangan calon Prabowo-Gibran. Keraguan Muhaimin itu merujuk pada Khofifah Indar Parawansa yang resmi mendukung Prabowo-Gibran.
​​​​​​​
Menurut dia, setiap orang yang berideologi NU pasti akan mendukung pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Pernyataan tersebut dilontarkan Muhaimin usai menggelar pertemuan dengan peternak di Kecamatan Ponggok, Blitar, Jawa Timur, Kamis (11/1).
"Orang yang punya ideologi NU pasti istikamah ke AMIN. Saya meragukan ke-NU-annya kalau tidak pilih AMIN," kata Muhaimin.
​​​​​​​
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga peserta Pilpres 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.
Masa kampanye berlangsung mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Setelah masa kampanye, ada masa tenang pada 11-13 Februari 2024. Kemudian, jadwal pemungutan suara Pemilu 2024 berlangsung serentak pada 14 Februari 2024. (Ant)