Isu Berkoalisi, Akar Rumput PDIP Sulit Menyatu Dengan Amin Karena Ada eks FPI, Kata Pengamat

Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Debat Ketiga Calon Presiden Pemilu 2024
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 1 dan 3, Amin dan Ganjar-mahfud, semakin mesra. Bila terjadi dua putaran, kedua kubu diprediksi akan berkoalisi.

Jokowi Endorse Ridwan Kamil-Suswono, Djarot-PDIP: Beliau Sudah Bukan Kader Partai

Pada pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar atau Amin, didukung Nasdem, PKB dan PKS. Sedangkan dari Ganjar Pranowo - Mahfud MD diusung PDIP, PPP, Hanura dan Perindo.

Komunikasi kedua kubu paslon tersebut, diakui sendiri oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Dia menyebut, telah membangun komunikasi dengan Tim Amin. Walau dalam sepanjang pilpres termasuk di Pilkada DKI Jakarta 2017, seperti PDIP dan PKS selalu berseberangan. Tidak sekedar soal ideologi.

Dekat Dengan Anies, Membuat Pramono Anung Yakin Anak Abah Pilih Dirinya

Ali Rifan, Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia atau ASI, melihat sebagai suatu yang bisa saja terjadi bila elit politik yang menyatu. Tetapi yang susah justru akar rumput atau grasroot.

Dia menjelaskan, perbedaan ideologi bagi elit bukanlah sesuatu yang menjadi hambatan untuk menyatu. Tetapi kepentinganlah yang membuat bisa melebur.

PDIP Tak Gentar Jokowi Endors Ridwan Kamil: Justru Efek Tren Naiknya Pramono-Rano

"Kalau kepentingan ketemu, ideologi setebal apapun bisa dipertemukan," jelas Ali Rifan, Senin 15 Januari 2024.

Prediksi yang diyakini adalah bila kubu Amin lolos maka kubu PDIP yang akan ikut ke pasangan nomor urut 1 tersebut. Begitu juga sebaliknya. Tetapi peleburan elit itu, menurut dia susah terjadi di tingkatan grasroot.

Ada perbedaan yang cukup kuat diantara akar rumput kedua kubu tersebut. Di Amin, ada akar rumput kalangan NU. Juga ada kubu yang kerap disebut kanan seperti eks FPI hingga yang tergabung dalam ijtima ulama. Tetapi akar rumput PDIP justru berkebalikannya. 

Maka tidak mudah menyatukan. Menurutnya butuh perekat yang benar-benar kuat. Jika tidak, sulit menyatukan walau elit sudah bersama-sama.

"Kalau elite itu gampang nyatuinnya. Kepentingan ketemu, nyatu, tetapi apakah kemungkinan grassroot konstituen itu bisa nyatu kalau enggak ada satu isu yang bisa memicu atau mentrigger, saya nggak yakin itu bisa menyatu," jelasnya.

Dia juga menyoroti bagaimana akar rumput antara PKB dan PKS, yang banyak orang tahu berbeda. Apalagi dengan PDIP, lanjutnya, yang jelas-jelas memiliki akar rumput yang irisannya sangat jauh. 

Sehingga menurutnya, sulit bila bersatu. Tetapi bersatunya kedua kubu paslon tersebut bila memang ada isu bersama yang harus dipikirkan oleh kedua kubu.

"Saya tidak kemudian mengatakan tidak bisa melebur sama sekali. Tetap bisa melebur, tapi strateginya harus tepat," katanya.

Konduktor juga menurutnya memegang peranan penting, bila ingin menyatukan kedua kubu tersebut. "Yang saya lihat elite sedang membangun tren agar menyatu, bahkan Pak Jusuf Kalla saya dengar sebagai konsolidator, yang akan menyatukan. Tetapi apakah grassroot bisa menyatu ini menjadi pertanyaan," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya