Jawab Tudingan Bantuan Beras Untuk Politik, Airlangga Bilang "Dia Lupa Pernah COVID-19"

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) menyerahkan bantuan pangan berupa beras 10 kilogram kepada warga di Gudang Bulog Batu Cermin, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin, 15 Januari 2024.
Sumber :
  • ANTARA/Genta Tenri Mawangi

Manggarai Barat - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menepis tudingan beberapa politikus yang menilai penyaluran bantuan beras kepada masyarakat sarat dengan kepentingan politik terutama mendekati pemungutan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Daftar Harga Pangan 26 Desember 2024: Beras hingga Cabai Naik

Airlangga menyebut penyaluran bantuan itu bukan program yang “ujug-ujug” berjalan, karena bantuan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) disalurkan sejak masa pandemi COVID-19.

“Bantuan pangan sudah dilakukan sejak COVID-19 pada 2020, jadi bukan ujug-ujug, malah kemarin dihentikan pasca-COVID-19, tetapi kami melihat di lapangan, masyarakat masih banyak membutuhkan. Oleh karena itu, sejak September dilanjutkan kembali,” kata Airlangga selepas menyerahkan bantuan beras untuk warga di Gudang Bulog Batu Cermin, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin, 15 Januari 2024.

Beras Harga Ratusan Ribu Per Kg yang Bakal Kena PPN 12 Persen, Ekonom Ungkap Simulasinya

Seorang warga Desa Warnaherang, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menerima paket sembako dan masker untuk pencegahan penularan COVID-19 dari PT Mitra Tata Lingkungan Baru (MTLB), Rabu, 22 September 2021.

Photo :
  • VIVA/Muhammad AR

Dia melanjutkan penyaluran bantuan menjadi semakin penting terutama untuk masyarakat di Nusa Tenggara Timur, karena selain dampak fenomena iklim El Nino, para petani juga kesulitan air akibat proyek renovasi waduk yang belum rampung.

Pemerintah Targetkan Penyaluran KUR Rp 300 Triliun pada 2025

Kabupaten Manggarai Barat, yang membawahi di antaranya Labuan Bajo, merupakan salah satu lumbung beras terbesar untuk Nusa Tenggara Timur.

“Kita lihat kondisi pertanian terganggu, termasuk di Manggarai, Manggarai Barat, yang merupakan lumbung beras di NTT,” kata Airlangga menjawab pertanyaan wartawan.

Oleh karena itu, Airlangga menilai mereka yang mengaitkan program penyaluran bantuan pemerintah dengan agenda politik kemungkinan melupakan adanya pandemi COVID-19 dan aksi cepat pemerintah menyalurkan bantuan pangan dan bantuan langsung tunai kepada masyarakat terutama mereka yang rentan.

Pengemasan bantuan sosial (bansos) dampak krisis pandemi COVID-19. (Foto ilustrasi).

Photo :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

“Ya, dia lupa, pernah COVID di republik ini, dan di seluruh dunia,” kata Menko Airlangga.

Airlangga di Gudang Bulog Batu Cermin, Manggarai Barat, NTT, Senin, menyerahkan bantuan pangan dari pemerintah berupa beras 10 kilogram untuk 100 keluarga penerima manfaat di Manggarai Barat.

Sejak September 2023, pemerintah kembali menyalurkan beras dan bantuan langsung tunai kepada masyarakat, yang direncanakan berlangsung sampai Juni 2024. Jumlah mereka yang menerima bantuan itu mencapai 22 juta keluarga.

“Kenapa ini diberikan, karena kita melihat akibat El Nino kekeringan terus, maka musim tanam mundur, yang biasanya November—Desember, ini mundur Januari—Februari. Akibatnya, yang biasa bulan April kita panen raya, ini mundur ke Juni,” kata Airlangga di depan para penerima manfaat.

Dalam rangkaian kegiatannya di Bali dan Lombok, Nusa Tenggara Barat, minggu lalu, Airlangga juga menyerahkan bantuan pangan berupa beras kepada masyarakat. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya