JK Soroti Pembelian Alutsista Bekas: Satu Pesawat Harga Rp 1 Triliun, Murah?
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta – Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla, ikut menyoroti soal pembelian alutsista bekas melalui Kementerian Pertahanan. Soal ini menjadi perbincangan publik pasca debat capres ketiga pada Minggu 7 Januari 2024. Menurut politisi senior yang akrab disapa JK, sebenarnya yang menjadi persoalan bukan pembelian alutsista bekas atau barunya, melainkan kelayakan nilai pembelian alutsista tersebut.
Adapun tema debat calon presiden ketiga yaitu pertahanan, keamanan, hubungan internasional, geopolitik dan globalisasi.
“Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda,” kata JK di kediamannya kawasan Jakarta Selatan pada Rabu, 10 Januari 2024.
Misalnya, lanjut Wakil Presiden Ri 2004-2009 dan 2014-2019 itu, rata-rata saja pesawat itu harganya Rp 1 triliun tapi usianya 25 tahun. Lanjut JK, kondisi ini membuat banyak pihak bertanya-tanya dengan harga triliunan rupiah tapi pesawatnya bekas.
“Rata-rata saja ya, Rp 1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun. Yang pertanyaan banyak pihak, pantas enggak bekas itu? Jadi bukan soal bekasnya saja, berapa harga bekas itu,” jelas dia.
JK mengatakan pemerintah bukan baru satu kali ini saja membeli alutsista bekas, tapi selalu murah. Makanya, JK menyarankan agar ditanyakan lagi kepada ahli mengenai pembelian pesawat bekas tersebut.
“Murah sekali barang bekas itu sebetulnya, apalagi kalau sudah tua. Itu pertanyaan sebenarnya. Ya tanya semua ke ahlinya tentara. Saya cuma ingin mengatakan, bahwa pesawat bekas itu selalu diukur teknis dan harga. Dua hal yang diukur. Saya beli bekas tapi harganya murah dong. Sekarang apa murah harga Rp 1 triliun?,” ujarnya.
Ketua Umum Palang Merah Indonesia, PMI, ini mengaku paham juga tentang pesawat. Menurut dia, umur pesawat itu berpengaruh juga pada teknologinya. Menurutnya, semakin tua umur pesawat itu akan menentukan teknologi yang dimilikinya.
“Saya juga ngerti pesawat itu kan. Jadi pesawat diukur itu 2, yaitu umurnya, karena umur sangat berpengaruh pada teknologi. Kalau umurnya 25 tahun, berarti teknologinya 25 tahun lalu. Kalau lebih baru, pasti teknologi baru lagi. Disamping itu, jam terbangnya berapa, semua ada aturannya kalau pesawat terbang,” pungkasnya.