Megawati Ingatkan Rakyat Pilih Pemimpin dengan "Cermati Rekam Jejak, Moral, dan Etikanya"
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengingatkan bahwa Proklamator Sukarno mewariskan falsafah keberpihakan terhadap sosok Marhaen sebagai wujud rakyat Indonesia.
"Bung Karno telah mewariskan falsafah keberpihakan dalam diri Pak Marhaen, sosok yang mewakili jutaan petani, nelayan, dan buruh dan seluruh elemen rakyat lainnya yang mendambakan kecukupan sandang, pangan, tempat tinggal, pendidikan, dan penghidupan yang layak secara kemanusiaan. Inilah warisan dan tugas terpenting politik kita," kata Megawati dalam pidato politiknya pada perayaan puncak HUT ke-51 PDIP di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu, 10 Januari 2024.
Pemilu sebagai agenda politik, katanya, merupakan hal biasa dan rutin setiap lima tahun. "Tetapi, ternyata, saya sering berbicara pada diri saya, kok pemilu ini sepertinya selalu dijadikan ajang. Padahal regulasinya itu sudah mantap, sudah ngerti siapa yang mesti coblos gitu," kata dia.
Menurut dia, pemilu adalah alat bagi rakyat Indonesia untuk menyampaikan seluruh aspirasi politiknya. Siapapun yang ke depan menjadi pemimpin harus dipertimbangkan dengan matang.
"Rakyat Indonesia yang saya cintai, ini saya bicara sebagai presiden kelima Republik Indonesia, jangan tergiur, jangan hanya melihat sosoknya, tetapi pikiran dan hatinya harus menjadi satu."
Selain itu, Megawati juga meminta rakyat dalam memimpin Indonesia harus melihat rekam jejaknya. "Cermati rekam jejaknya, moral dan etikanya, tanggung jawabnya, dan kemampuan memahami harapan lebih dari 270 juta rakyat Indonesia," ujarnya.
Peringatan HUT ke-51 PDIP turut dihadiri oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju. Ketua TPN Ganjar-Mahfud Arsjad Rasjid juga hadir, pengurus tersa PDIP, dan sejumlah sahabat Megawati.