Minta Anies Jangan Sok Ajari Etika, Nusron Ungkit Janji Tak Nyapres Selama Prabowo Maju
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Jakarta - Pernyataan calon presiden atau capres nomor urut satu, Anies Baswedan yang mempersoalkan etika saat debat ketiga Pilpres 2024 berbuntut panjang. Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming pun turut menyoroti pernyataan Anies.
TKN menyebut Anies tidak memiliki etika lantaran telah melanggar janji politiknya kepada Prabowo soal maju atau mencalonkan diri pada Pilpres.
Momen Anies itu saat hendak diusung Partai Gerindra di Pilgub DKI Jakarta 2017. TKN mengungkit kontrak politik yang isinya berjanji untuk tak maju sebagai capres selama Prabowo mencalonkan diri. Janji itupun ditolak sehingga TKN menilai Anies tidak punya etika.
"Ya, kamu tahu sendiri selama ini Pak Anies punya etika atau tidak. Pak Anies itu sebelumnya tanda tangan dengan Pak Prabowo, kalau Pak Prabowo maju sebagai presiden dia nggak maju. Kemudian maju. Apa dia punya etika?" ujar Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid kepada wartawan, dikutip Selasa, 9 Januari 2024.Â
Maka itu, menurut dia, Anies yang diminta jangan sok mengajari etika. Kata dia, orang yang berhak bicara etika adalah seseorang yang memiliki ketauladanan etika. "Biasanya guru tentang akhlak hanya boleh diberikan oleh guru yang akhlaknya baik," jelasnya.Â
Debat ketiga Pilpres 2024 yang digelar pada Minggu, 7 Januari 2024 masih jadi perhatian. Tiga capres yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo jalani debat ketiga tersebut.
Di beberapa sesi, terjadi perdebatan antar capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dengan capres nomor urut 1 Anies Baswedan.
Dalam kesempatan itu, Anies pertanyakan standar etika yang akan diterapkan Prabowo apabila terpilih jadi presiden. "Sebagai presiden, panglima tertinggi. Ya, harus memiliki standar etika yang tinggi. Itu harus," ujar Anies di Jakarta, Minggu, 7 Januari 2024.
Dalam pertanyaan tersebut, Anies menyinggung Prabowo mengenai standar etik seorang presiden dan mengaitkan dengan pencalonan cawapres Gibran Rakabuming Raka.
"Kita semua menyaksikan ketika ada pelanggaran etika dan bapak tetap jalan terus dengan cawapres yang melanggar etika," ujar eks Gubernur DKI tersebut.
"Artinya ada kompromi dengan standar etika dan kemudian dalam pidato bapak mengolok-olok tentang pentingnya etika," tuturnya.