Beri Nilai Rendah ke Prabowo, Pengamat Beri Nilai 5 dari 100 ke Anies Saat jadi Gubernur DKI

Pengamat Transportasi Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Edwin Firdaus.

Jakarta – Pasca memberi nilai rendah terhadap kinerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dalam debat capres ketiga, kali ini Anies Baswedan juga mendapat nilai rendah saat menjadi Gubernur DKI Jakarta 2017-2022.

Fakta-fakta Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Pelaku Kabur Menggunakan Mobil Dinas

Penilaian itu diberikan oleh pengamat tata kota dari Forum Warga Jakarta atau FAKTA, Azas Tigor Nainggolan. Dia menilai kinerja Anies jeblok saat menjadi gubernur. Kalau dinilai, selama memimpin Jakarta Azas Tigor memberi nilai 5 dari 100.

Azas Tigor punya alasan kenapa memberi penilaian yang jeblok terhadap Anies tersebut. Karena banyaknya program yang tidak berjalan dengan baik. Seperti program rumah DP nol rupiah.

Dukungan Jokowi ke Ridwan Kamil Disebut Lebih Kuat daripada Anies ke Pramono

Debat Ketiga Calon Presiden Pemilu 2024

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Kalau lihat pengalaman Jakarta, apa yang Pak Anies selama jadi gubernur itu banyak juga program-program yang nggak jalan. misalnya rumah DP 0 rupiah," kata Tigor, dikonfirmasi, dikutip Selasa 9 Januari 2024.

Penjelasan Anies Baswedan yang Putuskan Mendukung Pramono Anung di Pilkada Jakarta

Untuk DP nol rupiah, jelasnya, awalnya target penyediaan adalah 232.214 unit. Tetapi kemudian turun menjadi 9.081 berdasarkan Pergub Nomor 25 Tahun 2022 tentang Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023-2026.

Azas Tigor juga menyoroti soal Kampung Susun Bayan, yang sebelumnya tergusur untuk pembangunan JIS. Justru tidak bisa ditempati oleh warga yang terkena gusuran itu karena sewa tarif yang mahal.

Kesalahannya, kata dia, karena Anies menugaskan BUMD Jakpro sehingga harus ada harga sewa atas rumah di kampung susun Bayan tersebut. Sementara subsidi tidak bisa diberikan, karena bila murah maka akan merugi.

"Ya itu artinya Anies cuma ngomong doang. Kan Jakpro yang tahu kondisinya. Itu ketahuan sekali hanya omdo (omong doang). Kan nggak bisa, ya gak bisa tempatnya seperti yang dibilang Jakpro," jelasnya.

Hal lainnya adalah masalah prioritas di Jakarta seperti macet dan banjir. Menurutnya, di era Anies tidak ada progres perbaikan. Bahkan kata dia, mantan Mendikbud itu tidak ada terobosan dan program baru untuk menuntaskan persoalan itu.

"Transportasi publik, nggak ada yang baru selama Anies. Apa yang baru? MRT dah ada sebelum Anies. Dia cuma meresmikan doang. Jalur sepeda menurut saya juga gak efektif, publik lihat sendiri. itu kan cuma mercusuar," jelasnya.

"Kebanyakan kosmetik, klaim kiri kanan, janji kiri kanan. Nggak ada yang baru. Justru sodetan Ciliwung yang selesaiin Pak Heru (Penjabat Gubernur DKI) yang dari Otista ke BKT. Pembebasan zaman Heru diselesaiin dalam waktu 4 bulan. Anies lima tahun nggak dapat apa-apa," lanjutnya.

Selain itu, juga gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara atau PTUN, dimana Anies kalah terkait Kali Mampang. Sehingga harus membersihkan kali tersebut.

"Terus banjir yang di Mampang itu kan digugat, Anies dihukum harus bersihin kali. Kan memalukan gubernur disuruh bersihin kali. Sumur resapan juga, banyak mobil malah kejeblos. Jadi Anies (nilainya) 5 per 100 lah," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya