MEF Tak Capai Target, Prabowo Curhat Anggaran Tak Disetujui Menkeu Akibat Covid
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta – Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo mencecar capres nomor urut 2 Prabowo Subianto yang juga Menteri Pertahanan (Menhan) RI terkait standar Kekuatan Pokok Minimum TNI atau MEF RI baru 65 persen dari target 79 persen pada 2024 atau mengalami penurunan.
Prabowo berdalih belum tercapainya target MEF lantaran krisis kesehatan pandemi COVID-19 dan persetujuan dari menteri lainnya, termasuk menteri keuangan (Menkeu), turut berpengaruh dalam upaya memenuhi kekuatan pokok minimum (MEF) TNI.
Menurutnya, sebagai Menhan dia telah menyusun perencanaan, tetapi eksekusinya di lapangan banyak mempertimbangkan faktor lain dan membutuhkan persetujuan pihak lain di luar dirinya.
"Jadi Pak Ganjar, saya sudah buat rencana, tetapi yang menentukan termasuk Menteri Keuangan, dan masalah yang kita hadapi, tolong saya sudah menjadi Menhan empat tahun, tetapi kita diganggu oleh COVID dua tahun, di mana terjadi refocusing (anggaran, red.), jadi banyak yang kita ajukan tidak disetujui Menkeu," kata Prabowo saat menjawab Ganjar dalam sesi debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam, 7 Januari 2024.
"Jadi, sebagai seorang menteri, sebagai seorang team player, saya harus loyal," sambungnya
Ganjar sebelumnya bertanya ke Prabowo terkait target Prabowo untuk memenuhi kekuatan pokok minimum (MEF) yang ditargetkan pada akhir 2024 mencapai 79 persen, namun pencapaian MEF sejauh ini rata-rata dari tiga matra TNI baru 65,49 persen.
MEF merupakan kebijakan yang ditetapkan sejak pemerintahan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan bakal berakhir sampai akhir periode kedua pemerintahan Presiden RI Joko Widodo.
Kebijakan MEF terbagi atas tiga tahap, yaitu fase pertama periode 2009—2014, fase kedua 2015—2019, dan fase ketiga 2020—2024.
Tahapan ketiga MEF di antaranya mencakup untuk TNI Angkatan Laut ditargetkan memiliki 182 kapal perang (KRI), delapan kapal selam, 100 unit pesawat udara, dan 978 unit kendaraan tempur.
Kemudian, TNI Angkatan Darat, sampai akhir 2024, ditargetkan memiliki 723.564 senjata ringan, 1.354 meriam/roket/peluru kendali (rudal), 224 pesawat terbang, dan 3.758 kendaraan tempur.
Terakhir, TNI Angkatan Udara ditargetkan memiliki 344 pesawat, 32 radar, 72 rudal, dan 64 sistem penghalau serangan udara.
Di bawah kepemimpinan Prabowo sebagai Menhan, dia merencanakan pembelian beberapa alutsista, di antaranya kapal selam, pesawat tempur, dan sistem radar.