Mengenang Rizal Ramli, Rocky Gerung: Saya Pernah Berdebat soal Neolib, Waktu Itu SBY Presiden
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta - Kabar duka meninggalnya ekonom senior sekaligus politikus kawakan Rizal Ramli jadi perhatian Rocky Gerung. Pengamat politik itu mengaku punya kenangan khusus dengan Rizal semasa almarhum hidup.
Rocky menyebut Rizak sebagai teman baiknya yang dikenal sejak awal 1990-an. Saat itu, Rizal baru pulang dari Amerika Serikat namun sudah memperlihatkan kualitas berpikir seorang akademisi dan aktivis.
Dia pun menceritakan momen yang dikenangnya karena pernah berdebat dengan almarhum Rizal. Kata Rocky, momen debat itu terjadi saat Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY masih menjabat Presiden ke-6 RI.
"Mungkin yang paling berkesan saya juga pernah dimusuhi oleh Rizal Ramli karena berbeda pendapat soal Bank Century waktu itu," ujar Rocky Gerung di akun YouTube Rocky Gerung Official dikutip pada Rabu, 3 Januari 2024.
"Dan, saya pernah berdebat dengan Rizal di Metro Tv. Memang sedikit agak ketegangan tapi saya anggap itu hal yang biasa," lanjut Rocky.
Menurut dia, perdebatan saat itu karena dirinya yang pro dengan kebijakan Sri Mulyani. Sementara, Rizal anti dengan Sri Mulyani terkait kebijakan yang dianggap punya paham neolib.
"Waktu itu saya pro Sri Mulyani, Rizal anti Sri Mulyani dalam kebijakan ekonomi itu. Dia anggap saya neolib," tuturnya.
Rocky ketika itu melempar argumen tak mungkin ada neolib dalam negara yang punya pengalaman politik panjang perjuangan kemerdekaan seperti Indonesia. "Jadi, neolib itu ada dalam buku saya bilang. Tapi, dalam praktiknya gak mungkin Sri Mulyani neolib. Dan, pada waktu itu SBY adalah Presiden," sebut Rocky.
Pun, Rocky memuji figur Rizal yang punya pengetahuan bukan sekadar ekonomi. Tapi, menurut dia, Rizal juga paham ilmu sosial.
Kata Rocky, figur almarhum Rizal juga bisa melayani orang dalam diskusi dengan beragam isu seperti peradaban.
"Bahkan dia ngerti musik. Ngerti lukisan, ngerti kebudayaan itu. Jadi, ini khas seorang mahasiswa yang tajam berpikir. karena itu dia harus punya perspektif panjang. Itu yang memungkinkan kita mengingat Rizal Ramli," ujar Rocky.
Menurut dia, awalnya orang mengenal Rizal sebelum era Reformasi hanya sekedar konsultan ekonomi. Ketika itu, kata dia, Rizal berupaya membangun perusahaannya yaitu Econit.
"Lalu, kemudian Rizal makin lama makin masuk dalam politik. Lalu terjadi Reformasi. Masuk dalam grup Gus Dur. Dan, seterusnya," tuturnya.
Rocky juga mengenang keinginan Rizal yang berkali-kali ingin mencalonkan diri sebagai Presiden RI. Dia mengaku termasuk yang mendukung dan mendorong Rizal maju sebagai capres RI.
"Karena saya anggap orang seperti Rizal Ramli itu berhak diuji kemampuan dia atau diberi kesempatan untuk memimpin negeri ini dengan perspektif yang tajam," jelas Rocky.