Internal Timnas Amin Memanas Sudirman Said dan Ahmad Ali Beda Sikap, Bagaimana Kelanjutannya?
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta – Internal Tim Nasional atau Timnas Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar atau Amin, memanas. Ini terjadi setelah perseteruan antara Ahmad Ali dengan Sudirman Said. Ahmad adalah Head Coach Timnas Amin, yang juga Wakil Ketua Umum Partai Nasdem. Sedangkan Sudirman Said adalah Co-Captain.
Di publik, keduanya melontarkan kritikan. Ini terjadi, setelah tim dari pasangan capres-cawapres nomor urut 1 di Pilpres 2024 tersebut, menjalin komunikasi dengan pasangan calon lainnya. Bagi Ahmad Ali, itu tidak perlu dilakukan mengingat saat ini sedang bertanding. Tetapi bagi Sudirman, membangun komunikasi dengan kompetitor lainnya harus dilakukan.
"Bagaimana kita bisa bersekutu, kita sedang bertanding," kata Ahmad Ali, beberapa waktu lalu.
Komunikasi yang dibangun oleh Sudirman Said, adalah dengan pasangan calon nomor urut 3, Ganja-Mahfud. Menurut dia, pasangan lain adalah lawan, dan sedang bertanding. Maka bagaimana melakukan komunikasi dengan lawan tersebut.
Sudirman yang pernah menjabat sebagai Menteri ESDM pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla periode 2014-2019 itu, menilai Ahmad Ali tidak memahami strategi. Karena komunikasi dengan siapapun harus terus dijalin walau dalam kondisi kompetisi.
"Bacalah sejarah, dalam perang sengit yang melibatkan persenjataan pun ada kurir yang terus menjalin komunikasi di antara yang sedang berperang," kata Sudirman Said.
Ia juga menyinggung, kalau apa yang disampaikan oleh Ahmad bukanlah suara partai. Sudirman mengaku, dia kenal dengan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dan para elit partai lainnya. Untuk itu, dia tidak yakin apa yang disampaikan Ahmad adalah kebijakan partai.
"Apakah ini sejenis 'role playing'. Sampa-sampai saya kok tidak yakin bahw ucapan dan tindakan Ahmad Ali mewakili sikap dan kebijakan partai," katanya.
Relawan Juga Bereaksi
Kondisi internal yang memanas, menyulut reaksi dari sejumlah elemen relawan. Seperti yang diutarakan Koordinator Nasional Relawan Amin 2024, Ricky Valentino, pada 31 Desember 2023. Dia menyoroti langkah Sudirman Said yang tidak fokus membangun soliditas di dalam tim.
"Tindakan Sudirman Said sudah 'offside', pertandingan masih berlangsung, barisan tim pemenangan harusnya fokus dulu untuk pemenangan, jangan liar," kata Ricky, dikutip dari Antara.
Sudirman selaku co-captain Timnas Amin, menurutnya, harusnya fokus bekerja untuk pemenangan Amin, dengan menggerakkan mesin dan organ-organ relawan yang tersebar seluruh Indonesia, jangan malah sibuk dengan urusan yang tidak penting.
Ricky mengatakan komunikasi politik itu, nanti dilakukan setelah hasil resmi KPU putaran pertama keluar dan dalam sebuah pertandingan pelatih kepala (head coach) adalah penentu setiap pertandingan. "Solid itu penting dalam sebuah tim, saling menjaga, jangan berlagak koboi yang ujungnya malah membuat keretakan di koalisi," katanya.Â
Ahmad Ali Minta Maaf, Hentikan Polemik
Ditengah memanasnya internal Timnas Amin, Ahmad Ali akhirnya meminta maaf terhadap Sudirman Said. Dia ingin agar persoalan beda pendapat keduanya tidak berlanjut di hadapan publik.
"Saya minta maaf kepada Sudirman Said kalau ada perkataan saya membuat tersinggung, tolong jangan membuat polemik di media karena merugikan Amin," kata Ahmad Ali.Â
Walau berseteru, dia memastikan tidak ada persoalan dengan Sudirman. Hanya ingin mengatur strategi memenangkan pasangan Amin. Dirinya juga membantah perseteruan itu menimbulkan blok atau kubu-kubuan di dalam.Â
"Cuma tentunya sebagai Head Coach Tim ini mari kita terbiasa dialektika internal, jangan kemudian perdebatan... kalau merasa kalau ada perlu diperdebatkan, diskusikan, jangat perdebatan di luar, kantor pemenangan Amin itu ada di Jalan Diponegoro, setiap saat dibutuhkan kita hadir di situ untuk mendiskusikan," jelasnya.
Dia juga memastikan kalau kondisi di internal tidak ada masalah. Bersama dengan tim, masih tetap rukun dan guyub untuk memenangkan pasangan yang diusung Nasdem, PKB dan PKS di Pilpres 2024 tersebut.
"Kami rukun-rukun aja, tertawa aja setiap hari di posko, berdiskusi, makan bersama, ngopi-ngopi bareng, nggak ada hal. Nggak ada hal yang perlu didiskusikan, nggak ada perlu dibesarkan, karena itu menyangkut pribadi saya aja, saya berterima kasih kalau beliau berbicara seperti itu kan supaya saya bisa memperbaiki diri,".