Nusron Wahid: Sebaiknya yang Berkampanye juga Perlu Introspeksi Diri

Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Cahyo Edi

Jakatya - Terkait kasus penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, Nusron Wahid menghimbau agar semua pihak mempercayai proses hukum yang berlaku sembari juga melakukan introspeksi diri dalam tata cara berkampanye. Hal ini disampaikan Nusron dalam merespon pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, yang mengkaitkan kasus tersebut dengan posisi Capres Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.

Bahlil Ungkap Dirjen Gakkum ESDM Bakal Dijabat Unsur TNI, Polri, atau Jaksa

"Pertama, kami juga mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan siapapun, dan apapun alasannya kepada sesama anak bangsa. Kami tidak mentolerir perilaku tersebut." jelas Nusron kepada wartawan di Jakarta, Senin (1/1).

VIVA Militer: Relawan Ganjar-Mahfud dikeroyok oknum prajurit TNI di Jawa Tengah

Photo :
  • Video amatir
Kadin Indonesia Bakal Gelar Rapimnas Akhir Pekan Ini, Sinergikan Program Presiden Prabowo

Menurut Nusron, isu penganiayaan ini sebaiknya tetap dijaga sebagai kasus hukum dan tidak mengkait-kaitkannya dengan politik. 

“Mari kita percayakan pada proses hukum yang ada. Sebaiknya semua pihak tidak mengkait-kaitkan dengan isu netralitas TNI terhadap Paslon tertentu. Tidak perlu menarik-narik TNI ke dalam politik praktis. Yang kami dengar, Ini murni reaksi dari oknum TNI yang melakukan tindakan berlebihan atas respon relawan paslon tertentu yang berbuat gaduh dan mengganggu kenyamanan masyarakat secara umum.” jelasnya. 

Budi Gunawan Ingatkan Sanksi Pidana Bagi Aparat yang Tak Netral di Pilkada

Berkaca pada kasus ini, Nusron berharap semua pihak dapat menahan diri, terutama saat berlangsungnya kampanye paslon. Baginya, kenyamanan dan ketertiban menjadi tujuan utama dalam menarik hati masyarakat pemilih. Ia mengambil contoh kegiatan kampanye di Pati dan Boyolali, yang dianggapnya berlebihan dan mengganggu kenyamanan.

“Yang terjadi di Pati beberapa pekan lalu, sekarang Boyolali, merupakan bentuk kampanye partai dan paslon tertentu yang berlebihan, menciptakan kebisingan dan ketidaknyamanan masyarakat umum. Berbagai peraturan lalu lintas juga tidak ditaati dengan baik, sehingga mengganggu pengguna jalan yang lain.” ujar Nusron. 

Terkait dengan reaksi Sekjen PDI Perjuangan yang mengkaitkan penganiayaan tersebut dengan posisi Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan yang berlatar militer, Nusron menyebutnya sebagai kesimpulan yang berlebihan. Nusron justru menyebut kejadian ini sebagai kesempatan introspeksi dalam tata cara berkampanye.

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid

Photo :
  • Dok.Istimewa

“Pak Hasto sebaiknya juga tidak berlebihan dalam menarik kesimpulan, seperti drama sinetron yang mendayu-dayu,” katanya.  

“Sebaiknya juga intropeksi dan menasihati relawan dan pendukungnya agar menjaga sopan santun dan tata krama dalam berkampanye, supaya tidak terulang ulang kejadian di Pati, dimana Ketum PSI Mas Kaesang digeruduk dengan menggunakan sepeda motor pakai knalpot keras. Hal yang sama juga di Boyolali,” lanjut Nusron.

Sebelumnya, Hasto Kristiyanto sempat mengungkapkan bahwa dirinya menyesalkan terjadinya tindak kekerasan dan penyiksaan yang dilakukan oknum TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali. Ia menduga tindak kekerasan dari oknum TNI tersebut karena ada elemen-elemen di dalam TNI yang jadi simpatisan Pak Prabowo karena sama-sama berlatar belakang militer.

Calon bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama (tengah)

Masa Tenang Pilkada Lamsel, Radityo Egi Pilih Habiskan Waktu Bersama Keluarga

Egi mengungkapkan bahwa ia jarang memiliki waktu bersama keluarga selama masa kampanye.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024