Keras! Dahnil ke Jubir Amin: Teman-teman Ini Manis di Lidah tapi Menikam dari Belakang
- YouTube tvOne
Jakarta - Debat sengit terjadi antara Wakil Direktur Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Dahnil Anzar Simanjuntak dengan Jubir Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) Najmi Mumtaza Rabbany.
Duel argumen keduanya terjadi saat diskusi di acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne. Di salah satu sesi, Najmi diberi kesempatan menanggapi omongan Dahnil.
Najmi menangkap pernyataan Dahnil seperti belum apa-apa tapi sudah seperti suruh kubu Amin keluar dari 'kapal'.
"Ini kan cara yang berpikir sempit. Indonesia ini milik bersama, bukan perorangan atau golongan tertentu," kata Najmi.
Menurut dia, mestinya yang dikedepankan itu adalah narasi kebersamaan. Kata Najmi dengan menyinggung kubu TKN yang belum menang tapi sudah arogan. "Ini kan ngeri pak. Jadi, jangan lah. Kita harus membangun sebuah solidaritas," ujar eks politikus PPP tersebut.
Dia menuturkan dalam posisinya tak ada fanatisme tertentu. Ia hanya menebarkan narasi perubahan.
"Ya mengajak jikalau abang merasa kapalnya sudah bocor sana sini. Ayuk kita bareng-bareng ya. Kita bangun, kita perbaiki, kita koreksi," tutur Najmi.
Dahnil pun memotong paparan Najmi. Dia heran dengan diksi yang disampaikan lawan bicaranya tersebut.
"Gak, diksi Najmi ini apa? Gak, saya koreksi. Diksi Najmi ini lucu, begitu," kata Dahnil.
Dia merasa omongannya tak dipahami Najmi. Bagi dia, paparan Najmi seperti paradoks karena logikanya dibangun dengan keliru.
Najmi sempat menyela pernyataan Dahnil. Tapi, Dahnil masih melanjutkan argumennya.
"Bikin kapal baru di sisi lain, menyebutkan jangan diusir dong, jangan apa?" ujar Dahnil.
"Jadi, serba lucu. Ini lah yang disebut dengan politik kebingungan," lanjut Dahnil.
Dia menyebut kubu Amin seperti sedang bingung. Dahnil mengingatkan posisi Nasdem dan PKB yang berada di poros pengusung Amin merupakan bagian dari pemerintahan.
"Berbeda misalnya dengan pak Prabowo. Pak Prabowo kalau ada di satu komunitas maka beliau akan loyal di komunitas tersebut," kata Dahnil.
"Itu yang selalu dijaga Pak Prabowo. Itu fatsun politik," ujar Dahnil.
Dahnil pun menyindir kubu Amin seperti pendiri Kerajaan Singosari, Ken Arok yang punya karakter ‘menikam’ dari belakang.
"Jadi, tidak seperti Ken Arok, menikam dari belakang. Nah, teman-teman ini itu manis di lidah tapi kemudian menikam dari belakang," jelas Dahnil.
Dia menyebut teman-teman di kubu Amin seolah-olah melontarkan gagasan perubahan. Tapi, di sisi lain merupakan bagian dari pemerintahan.
"Dan, juga bagian dari yang mendesain pemerintahan itu sendiri. Jadi, setoplah jadi Ken Arok," ujar Dahnil.
Dia menuturkan kalau ingin perubahan maka dilakukan secara total. "Jangan seolah-olah perubahan jadi Ken Arok. Menurut saya ini koalisi Ken Arok," tuturnya.
Nazmi pun merespons dengan menepis paparan Dahnil. Dia menyebut Dahnil di awal diskusi menyampaikan omongan 'kapalnya' digembosi dari dalam.
"Silakan keluar cari kapal yang baru. Ini kan upaya yang mengusir. Padahal, kapal ini kan kapal bersama," kata Najmi.
"Saya mengajak kapal perubahan itu bukan berarti membuka atau mengambil kapal yang murni baru. Kapal ini kita perbaiki dari dalam," jelas Najmi.
Danil pun membantah penjelasan Najmi. Dia merasa tak bicara seperti diksi yang disampaikan Najmi.
"Ndak, ndak, diksinya bukan begitu. Diksinya gak gitu. Gak boleh paradoks gitu," ujar Dahnil.
Dia minta Najmi bisa menyampaikan diksi pernyataannya yang terang dan jelas.
"Saya mau bilang perubahan yang Anda tampilkan itu adalah perubahan yang pura-pura," kata Dahnil menambahkan.