Legislator Golkar Sebut Program Hilirisasi Industri Jokowi untuk Indonesia Emas 2045
- istimewa
Jakarta - Partai Golkar berkomitmen mengawal program ekonomi Presiden Jokowi untuk menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu program yang siap dikawal Golkar adalah hilirisasi industri.
Demikian disampaikan politikus Partai Golkar Ravindra Airlangga. Menurut dia, kebijakan yang sudah dimulai Jokowi mesti dilanjutkan agar pembangunan tetap pada jalur yang tepat atau on the track.
Bagi dia, titik akhir dari seluruh program ekonomi Presiden Jokowi adalah masyarakat Indonesia yang bisa makmur, maju, sejahtera, dan jadi negara bermartabat.
"Program pembangunan harus terus dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Partai Golkar siap menjaga ketersinambungan tersebut," kata Ravindra, di Jakarta, Selasa, 26 Desember 2023.
Pun, dia menambahkan, secara visi, Partai Golkar juga seirama dengan program ekonomi Jokowi.
Ketum Golkar Airlangga Hartarto bersama Presiden Jokowi
- Dok. Golkar
Dia bilang, Golkar akan terus konsisten dorong hilirisasi industri agar masyarakat di Tanah Air bisa menerima imbal balik dari produk yang lebih bernilai tinggi.
Ravindra menyampaikan, konsistensi Golkar seperti misalnya terkait 'global value chain' di mineral non logam, seperti silika. Kata dia, Silika bisa dihilirisasi jadi wafer silikon berbasis Solar Grade Silicon (SGS) dan Electronic Grade Silicon (EGS).
Dia menyebut dua produk itu merupakan bahan untuk industri masa depan, yakni tenaga surya dan semikonduktor.
Lebih lanjut, Ravindra menambahkan, hilirisasi silika juga perlu ekosistem yang lengkap. Hal itu baik dari segi Sumber Daya Manusia (SDM), material, fasilitas pengolahan, dan dukungan investasi.
Ia menekankan Golkar siap mengawal program hilirasasi inisiasi Jokowi. Kesiapan Golkar itu juga menyesuaikan roadmap yang diinginkan Jokowi.
"Seperti yang telah tertera pada Roadmap Hilirisasi Silika menjadi Wafer Silikon Tahun 2025-2035," lanjut Anggota DPR tersebut.
"Konsistensi dalam eksekusi akan menentukan apakah Indonesia bisa mengambil peran kritis pada industri masa depan," ujar Ravindra.
