Kritik Menohok Kubu Amin ke Fahri Hamzah soal Ajakan Aklamasi Pilih Prabowo-Gibran

Wakil Ketua Umum DPP Nasdem Ahmad Ali.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ilham Rahmat

Jakarta – Kepala Kapten Tim Nasional Pemenangan (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (Amin) Ahmad Ali buka suara soal pernyataan Wakteum Partai Gelora Fahri Hamzah yang mengajak masyarakat untuk aklamasikan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Dia menyebut hal itu dilakukan lantaran Fahri Hamzah hanya ingin menjadi sosok menteri di kabinet Indonesia.

Kadin Indonesia Bakal Gelar Rapimnas Akhir Pekan Ini, Sinergikan Program Presiden Prabowo

Ahmad Ali mengatakan kalau ingin menjilat pasangan capres dan cawapres itu, tidak perlu berlebihan. Sebab, ketika ingin menjadi menteri maka butuh proses yang panjang.

"Kalau mau menjilat jangan terlalu berlebihan lah, kalau ingin jadi menteri jangan terlalu buru-buru, ada proses demokrasi yang akan kita lewatin," ujar Ahmad Ali kepada wartawan, Selasa 26 Desember 2023.

Menaker Yassierli Menghadap ke Presiden Prabowo, Bahas Kenaikan UMP 2025

Waketum Nasdem Ahmad Ali (tengah) dan Plt Sekjen Nasdem Hermawi Taslim (kiri).

Photo :
  • VIVA.co.id/Ilham Rahmat

Menurutnya Fahri Hamzah juga tidak perlu berlebihan dalam mendukung seorang pasangan capres-cawapres. Ahmad Ali menjelaskan bahwa Fahri Hamzah bukan lagi menjadi sosok yang dikenalnya secara akrab lagi. Sebab, Waketum NasDem ini mengenal Fahri sebagai orang yang rasional.

Ekonom Ungkap Kaitan Danantara dan Target Pertumbuhaan Ekonomi 8% Prabowo

“Fahri itu saya kenal orang yang sangat rasional dalam merawat demokrasi selama ini, tapi saya melihat akhir-akhir ini kehilangan rasionalitas dia,” tukasnya.

Sebelumnya, Wakil ketua umum Partai Gelora Fahri Hamzah turut mengajak kepada masyarakat untuk memilih pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemimpin Indonesia secara aklamasi atau dengan cara musyawarah menyetujui secara langsung tanpa pemungutan suara. Pengumuman tersebut disuarakan Fahri Hamzah lewat akun twitter 'X' pribadinya.

“Saya ajak semua aklamasi pilih #PrabowoGibran2024 karena toh yang lain tidak ada juga alasan yang kuat dan mendasar. Kalau mereka sekedar obat kecewa, sayang sekali. Jangan pertaruhkan masa depan. Kali ini kita kompak menatap #IndonesiaEmas2045 . Ini giliran Indonesia!,” tulis Fahri Hamzah dikutip Selasa 26 Desember 2023.

Fahri Hamzah, Waketum Partai Gelora

Photo :
  • Partai Gelora

Unggahan yang di publikasikan ke publik pada Senin 25 Desember 2023 kemarin itu mulanya menyatakan bahwa ada kesalahan konsep di awal pada sebuah visi dan misi pasangan capres-cawapres selain Prabowo-Gibran.

"Konsep awalnya salah, jadi rakyat tidak mungkin memilih yang sejak awal salah konsep. Bahkan kesalahan konsep dipertahankan sampai sekarang," ujar Fahri

Dia pun menyentil terkait dengan konsep  yang ditawarkan yakni berupa perubahan. Dia menilai konsep itu salah karena partai pengusung Capres yang menawarkan perubahan masih menjadi bagian dari penguasa.

"Yang Pertama bilang perubahan atau opposisi tapi masih aja nyambi jadi penguasa. Ya salah itu kontradiksi. Ini ganjil Rakyat gak bisa!," beber Fahri.

Fahri juga menjelaskan ada pihak yang selama bertahun-tahun memuji tetapi di ujung hayatnya malah mengkritik. Padahal sosok itu juga menyebut akan melanjutkan program.

"Denger baik-baik deh. Yang ketiga juga aneh, 9 tahun memuji dan mau melanjutkan. Diujung ngomel-ngomel. Capresnya jadi bingung mau ngapain? Dia juga dari awal disuruh-suruh aja kok," ucap dia

"Lah cawapres-nya menteri yang 4 tahun puji-puji bosnya kemana-mana. Trus sekarang masih ngomel? Kan rakyat bingung!," lanjutnya.

Lantas dia pun mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan aklamasi kepada pasangan Prabowo-Gibran. Dia mengklaim kalau Prabowo-Gibran punya konsep yang tidak membingungkan rakyat.

"Makanya rakyat akan ke yg No.2 #PrabowoGibran2024 karena terlalu kuat argumennya. Ini alasan sekali putaran sebab rakyat mustahil milih pemimpin negara yg konsep awalnya sampai sekarang membingungkan. Rakyat perlu kemantapan sebagai jaminan masa depannya. Gitu!," kata dia.

"Jadi, mohon maaf kalau teman2 emosi dgn fakta ini. Masalahnya yg 1 dan 3 tidak mau perbaiki Posisinya yg salah sejak awal. Saya belajar dari politik NKRI ini, memang kalau sejak awal persepsi yg kita bangun salah ya seterusnya salah. Kecuali ada keberanian untuk berubah!," sambungnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya